Kenangan adalah usia kedua dari seorang manusia...

Selasa, 28 April 2015

RISE

Tiba-tiba pengen nulis tentang ini setelah kemarin dapat kabar gembira dari partner in crime ku raya_za. (ini kalimat pertama males ngetik. Langsung aja copas dari sini)

Tanggal 1 Agustus!!! Hanya berjarak kurang dari 6 bulan dari yang sebelumnya!! 
Aaakkk... Ini bukan sesuatu yang bisa kulewatkan!!! 
Ah yasudahlah, kita lihat saja nanti, kelas mana yang bisa kebeli :P

Kembali ke cerita...
Tentang romantisme tanggal 14 Februari 2015. Helleh...
Yang spoilernya udah ku posting disini.

Ngga akan cerita tentang kronologisnya sih. Cuma remah-remahnya aja lah. Untuk lebih detailnya udah kesimpen disini #tunjukhati.

Berencana untuk berangkat kurang lebih jam 4. Tidur siang dulu sebelum mulai siap-siap. Itupun tak nyenyak. Deg-degan. Berasa mau ketemu siapa. Sampai perut sakit :D

Dengan persiapan maksimal dan timing yang tepat (aku dan raya_za sedang berhalangan sholat), pergilah kami menuju Tennis Indoor Senayan. Pakai salah jalan pula ini supir taksi. Kami udah ngomel-ngomel aja karena gedungnya sepiiii, ngga ada banner, terus ngumpat-ngumpat promotor. Yo pantes. Lha wong salah gedung.

Berdiri bermenit-menit demi menunggu open gate pun tak masalah. 

Dan kemudian tiba-tiba udah keluar gedung dengan suara serak. Hahahahaha...
(Waktu tak terasa telah berlalu)


*Ngga papa lah ya alay dikit. Mumpung masih muda. Lumayan buat kenangan masa belia.*
*udah gitu aja*

Senin, 20 April 2015

`MADE` TOUR TRAILER


Baru rilis tanggal 16 April lalu.
Telat nonton. Biasanya kalau ada rilis baru gini udah mantengin yutup jam 10 malem (jam 12 malam waktu korea). Hahaha...

**********
(kasih 10 bintang)

Kamis, 16 April 2015

Happy Birthday to Me

Jaman di Rumah

Di rumah, ulang tahun dirayakan dengan sederhana. Dulu suka pengen sih syukuran nasi kuning yang diantar ke tetangga-tetangga seperti yang dilakukan tetangga sebelah (yang disini). Tapi, tak papa, ritual kami sudah cukup menyenangkan.

Pasti bapak yang pertama kali mengucapkan selamat, menjabat tanganku erat sambil mengucapkan harapan-harapannya untukku. Kemudian bapak akan menyuruh adik-adikku memberikan selamat padaku. Lalu, ibu akan menyusul.

Kemudian bapak akan bertanya, mau dibeliin apa. Dan jawabannya tiap tahun pasti "Tepo tahu". Hehe, langsung deh, bapak akan menyuruh adikku untuk membeli 6 bungkus lontong dengan sambal kecap dan telur ceplok itu untuk kami (bapak, ibu, dua adikku, dan mbah kakung) makan bersama.

Bahagiaku hanya sesederhana itu :)

Jaman Kuliah

Ada dua momen spesial yang kuingat tentang hari ulang tahunku di jaman ini.
Yang pertama adalah ulang tahunku ketika tahun pertama kuliah. Kalau tidak salah, saat itu bukan pas hari H.
Tiba-tiba ada yang ngasih cup cake gitu 3 biji, Satu untukku, dan dua lagi untuk dua orang temanku yang ulang tahun dekat-dekat tanggal itu. Jadi ceritanya itu perayaan ulang tahun untuk kami bertiga.

Dan yang kedua... Hahaha... (ingetnya pengen ngikik). Saat ultah di tahun ketiga kuliah.
Yang aku ingat adalah kadonya. Jadi, dua orang sahabatku, Raya_za dan Deasy, memberiku hadiah berupa kumpulan testimoni dari orang-orang terdekatku (teman-teman kos, teman kuliah, sahabat dekat).

Tapiiiii...
Yang paling edan adalah, di antara kumpulan testimoni itu ada satu testimoni dari gebetanku. Hahaha... Ya ampuuun. Sebut saja namanya E. Mereka berdua itu bukan temennya si E. Kenal juga ngga. Cuma sekedar tau lah dari aku. Tapi, mereka iseng-isengnya dateng ke kos dia, entah gimana caranya, terus dapet testimoninya.
Aku langsung melongo.
Terus senyum-senyum sendiri baca testimoninya yang sweet.

Jaman Kerja

Tahun lalu raya_za memberiku kado Cooler Pad. Hihihi... dia peka banget. Pasti liat laptopku di kamar yang kudu selalu pakai kipas angin biar tetep adem.

Tahun ini, raya_za memberiku ini

























Aaaakkkkk... #kecupkecup
#langsungrajinminum

Dan sebuah kejutan kecil di usiaku yang ke 24 tahun.
Dari my bitter-sweet partner (karena ketika sama dia sometimes I fell sweet, but sometimes I feel bitter). Hahahaha... #Pisss
Walaupun ngga ngaku, tapi aku tau lah ini pasti kerjaan dia. Siapa lagi yang banyak duit demi beliin kue ini :D



Keesokan harinya masih ada surprise pagi hari dari teman-teman Subbag Monita (Ibu Kasubbag sih kayaknya yang ngasih, mengatasnamakan Monita).

Isinya Mukena

Happy Birthday to Me...
Stay cool and patient ya Sistaaa :p

Senin, 13 April 2015

You Are The One - Raef


Won't you be my BFF (best friend forever) and ever?
Won't you be my partner after this world?

I never thought that I would ever feel this way
I ask Allah to bless you every single day

I prayed about this just over a million times
Who would ever thought that I could call you mine?

And when there's gray in our hair and we've not much to do
I want to spend the rest of my days with you…

Jumat, 10 April 2015

Perdebatan itu tak terasa seperti perdebatan sepasang kekasih. 
Tak seperti perdebatan calon istri dengan calon suami.
Perdebatan itu terasa seperti dua orang tak saling kenal yang beradu argumen di media sosial.
Seperti pembela dua kubu berbeda yang bentrok pendapat di saat pilkada.
Seperti pendukung lain fraksi yang berperang ide di rapat DPR.
Tak ada rasa cinta.
Tak terdengar kalimat-kalimat berbeda pendapat tapi bernada gemas.
Dingin, datar.

"Tak lagi punya idealis..."
"Bohong..."
"Kata kata tak pantas..."

Terbayang bagaimana rasanya jika kata itu terucap di depan muka.
Dengan wajah dingin dan kecewa....
Selesailah semua.

Dengan begini saja, sudah  membuat dia enggan. 
Habis sudah harga diri.
Hilang sudah semangat mencari.


"Bila aku telah tiada maafkanlah.
Pertengkaran semalam, memelankan langkah kakiku.
Terlalu banyak kebimbangan yang tak seharusnya ku risaukan."

Note:
Terinspirasi dari lagu Marvells - Bila Aku. Karena tiba-tiba tadi seharian dengerin lagu ini. Nostalgia jaman beberapa tahun yang lalu.
Dengan penambahan dan pengurangan disana sini. Menceritakan tentang seseorang yang sangat aku kasihi.

Kamis, 09 April 2015

Berusaha Menyukai Jeruk

Hanya tulisan pendek (dan mungkin ngga penting).

Cuma mau bilang, aku tidak suka jeruk.
Jeruk yang ini...








yang ini...









ataupun yang ini...








Mungkin aku hanya suka yang ini...













Di tempatku namanya jeruk Pamelo, buah khas Magetan (ada di Wikipedia) :D

Kenapa aku tak suka jeruk? Entahlah. Awalnya kupikir karena ribet makannya. Tapi, kemudian, buah favoritku adalah apel.
Yang ini...












Bukan yang ini...












Bukan juga yang ini...












Dia juga ribet. Kudu dicuci. Kadang dikupas kalau perlu. Sama-sama harus buang biji juga.

Entahlah...

Tapi, demi hidup sehat, mari berusaha menyukai jeruk :)

Betewe...
Blog ini memang bukan tipe blog yang bertujuan untuk memberikan ilmu bagi orang lain, kecuali orang-orang yang memang bisa mengambil ilmu dari setiap pengalaman hidup orang :D
Tidak seperti blog yang isinya cara untuk begini, cara untuk begitu, trik bikin ini, trik bikin itu, resep masakan, dll.
Blog ini memang didedikasikan untuk orang-orang yang ingin lebih jauh mengenalku. Hahahahaha...

Sumber gambar: disini, disini

Rabu, 01 April 2015

Tetangga Samping Rumah

      Tiba-tiba ingin cerita tentang sahabat.

      Sahabat pertamaku adalah tetangga samping rumah. Anak perempuan yang lahir setahun lebih dulu dari aku, tapi aku memanggilnya "Dek". Kata Ibu, aku harus memanggil "Dek" karena berdasarkan kedudukan dalam silsilah keluarga #hallah#, ibu si dia hitungannya lebih muda dari ibuku. Aku memanggil beliau "Bulik".

      Sama-sama anak pertama, dengan nama yang hampir sama, dan satu-satunya yang seumuran di lingkungan rumah itu. Udah macam soulmate lah kami.

      Yang bisa ku ingat dari waktu-waktuku bersamanya salah satunya adalah ketika aku seriiiing sekali datang ke rumahnya saat ayah dan ibunya sedang bekerja. Kemudian kami berdua mainan lalala lilili segala hal di rumahnya. Saat itu rumahnya terasa lebih nyaman dari rumahku. Lantainya sudah menggunakan tegel, sedangkan rumahku masih semen. Dia punya kulkas, sementara di rumahku tak ada. Keluarga mereka memang lebih berada.

      Aku paling suka jika kami main masak-masakan. Tapi yang ini mainnya bukan pakai tanah ataupun daun-daunan. Pakai makanan sungguhan. Kami menggunakan selembar roti tawar (yang saat itu tidak pernah ada di rumahku, dan dia punya, dan aku suka :D ).

      Kami membaginya jadi 4. Kemudian kami mengoleskan mentega, kadang menaburkan gula. Kemudian menambahkan secuil strowberry di atasnya (yang lagi-lagi tidak pernah ada di rumahku, dan dia punya, dan aku suka :D ). Kemudian kami akan berlagak seperti sedang menyantap dessert di sebuah restoran mewah. Hihihi... Senang sekali rasanya kalau main ke rumahnya dan makan itu :p

      Momen kedua yang ku ingat adalah ketika kami sering tidur siang di rumahku. Akur banget. Dia baru pulang kalau sudah dicari sama ibunya. Tapi suatu hari, pas lagi gegulingan di kamar (hendak tidur siang kali ya) dia membuatku menangis (entah kenapa). Akupun berlari hendak memukulnya dengan sapu lidi sambil menangis dan mengusir dia. Dia pun terbirit-birit pulang ke rumah (mungkin sambil menangis juga). Tapi ya besoknya balik main lagi :D

      Momen ketiga yang ku ingat adalah ketika keluarganya mulai membangun rumah baru. Pasalnya, di antara rumah lama dia dengan rumahku masih ada tanah milik keluarganya. Di situlah rumah itu dibangun. Tiap hari kami bermain-main di depan lalu lalang tukang yang mendirikan bangunan. Inget banget waktu itu soundtrack-nya adalah lagunya Stinky - Mungkinkah. Entah siapa waktu itu yang suka sekali memutarnya. Yang pasti kalau sekarang aku mendengar lagu itu, pasti langsung terasa seperti diseret ke masa-masa itu.

      Hanya momen-momen itu yang ku ingat. Akupun lupa itu kelas berapa. Masih kecil sekali pastinya. Karena aku ingat, ketika SD pertemanan kami mulai berubah. Aku sekolah di SD kampung sementara dia di SD Kota. Pertemanan mulai renggang. Aku sudah punya geng sendiri. Dia pun mungkin begitu.

      SMP apalagi. Kami satu SMP, tapi hubungan sudah terlanjur renggang. Apalagi dia sudah ku pandang layaknya senior. Dia kan pengurus pramuka dan OSIS. Aku mah apa atuh.

      SMA, apalagi...
Satu sekolah sih.Tapi, udah jauuuuuuuuuuuuuuuuh banget. 

      Dan dari hari ke hari akupun mulai merasa berbeda jika menelisik pembicaraan di rumah. Dulu kan satu sama lain sudah dianggap layaknya anak sendiri oleh orang tua masing-masing. Kalau ibu pas menyuapi aku, pasti dia juga ikut disuapi, tidur bareng, dll. Tapi, makin lama ortuku mulai memunculkan aroma persaingan. Bukan membanding-bandingkan yang lebay gitu. Tapi bisa tercium lah, kalau mereka pas cerita si dia rankingnya begini, si dia diterima di universitas ini, si dia sekarang udah kerja disini (dia kerja di perusahaan swasta yang tergolong masyhur - setidaknya di kampungku), si dia lagi bangun rumah, si dia rumahnya udah jadi, dll. 

Hanya sekilas tentang sahabat.
Merindukan punya sahabat samping rumah :)


Image Source: disini