"Bener kata Deasy Indrawati mengingat2 masa lalu itu menyenangkan, tapi tidak baik karena membuat kita berandai-andai."
kurang lebih begitu status yang ku update di facebook kemarin sore. Status yang kutulis karena sore itu tiba-tiba aku teringat percakapan kami bertiga di kantin. Percakapan ringan ala cewe yang agak cenderung ngga penting dan buang waktu. hehe.
Siang itu kami menghabiskan waktu bertiga dengan duduk santai di kantin kampus sambil nyemil menunggu jam kuliah berikutnya. Entah bagaimana awalnya, Deasy yang biasanya "nyleneh" tiba-tiba ada hasrat untuk bicara agak serius. Aku lupa apa kalimat pembukanya, yang jelas akhirnya dia menceritakan masa lalunya yang indah. haha, makanya kami menyebut masa itu masa keemasan.
Dia bilang, "Kalau nginget2 waktu itu, rasanya seneng."
Sepertinya saat itu aku tak menanggapinya serius. Sebatas bercanda dan aku pun meanggapi seadanya, Biasalah pasti dengan nada bercanda juga. Tapi sore harinya, saat otakku sedang kosong, tiba-tiba sesuatu melayang di pikiranku.
Memory, ingatan tentang masa lalu, yang selama ini hampir terlupakan, tiba-tiba seolah ditarik kembali dari dalam loker otakku yang paling bawah.
Hmmm, hanya sebatas ingatan-ingatan simpel. Dan waktu itu pas banget, namanya takdir, aku sedang mendengarkan lagu Park Hyo Shin-Memories Resemble Love . Lagu sendu yang jadi theme song ku beberapa bulan yang lalu saat hidupku belum sehampa sekarang. Haha...
Memory, sebuah kenangan, saat cerita masa lalu yang dituturkan Deasy tadi siang seolah diputar kembali dalam barisan slide-slide di pelupuk mataku. Hanya saja, tokoh yang memainkannya adalah aku. Saat itu,,,saat dimana aku bisa merasa sangat bahagia ketika bangun dari tidur, membuka mata dan menyambut hari baru. Saat dimana aku bisa tersenyum begitu lebar hanya dengan mengunci pintu kamar dan bersiap melangkahkan kaki menapaki jalan yang becek dan berlumpur. Saat dimana aku bisa merasa begitu bersemangat hanya dengan mengucapkan "berangkat ya, Assalamualaikum,.." dan bersiap mengukir kisahku hari itu.
Saat dimana aku bisa belajar dengan begitu antusiasnya hanya dengan menyapa teman-teman di kelas dengan berbagai tingkah anehnya. Saat dimana aku masih bisa merasakan betapa hari terasa begitu hampa saat aku sendirian menanti siang yang panjang cepat berlalu dan segera berganti malam yang akan disambut dengan mentari pagi esok hari karena aku bisa menjalani kembali hariku bukan dengan hanya menonton TV atau tidur-tiduran seperti hari ini.
Saat slide-slide itu sudah sampai pada ujungnya dan berganti dengan layar hitam yang mengantarku kembali ke tempat dimana sekarang ku berada, akhirnya aku tersadar. Dan kau tau apa yang terjadi saat aku mengelus kedua pipiku?
Ujung jariku terasa basah. Yeah, haha, aku menangis. waw!!! hanya karena sepeenggal memory aku menangis. Tapi sepertinya terlalu lebay kalau aku menyebutnya menangis. Kesannya seolah aku banjir air mata. Mmmm, mungkin lebih tepat disebut meneteskan air mata, ya, meneteskan air mata, hanya setetes, dari salah satu sudut mataku. Hanya air mata haru mungkin....haha...entahlah...
Yang pasti, akhirnya aku sadar, itu hanya masa lalu.