Cha Seung-won as Park Mu-Rang
Kwon Sang-woo as Ku Kap-jo
T.O.P as Oh Jung-Bum
Kim Seung-woo as Kang Suk-Dae
Kim Seung-woo as Kang Suk-Dae
Sinopsis (Wikipedia):
Film ini berdasarkan kisah nyata tentang sebuah grup yang
terdiri dari 71 prajurit pelajar Korea Selatan. 71 orang ini adalah
pejuang-pejuang muda yang sebelumnya sama sekali tak terlatih yang keseluruhan
terbunuh pada 11 Agustus 1950 saat mempertahankan daerah P’ohang-dong pada
Perang antara Korea utara dan korea selatan. Pejuang-pejuang muda itu
ditugaskan untuk mempertahankan sebuah sekolah bernama P’ohang-dong, sebuah
tempat yang merupakan titik strategis untuk mempertahankan negara dari serangan
Korea Utara, sementara pasukan-pasukan senior meninggalkan mereka untuk
berperang di daerah lain. Dengan penuh perjuangan akhirnya mereka berhasil
mempertahankan sekolah tersebut selama 11 jam. Sebuah perjuangan yang tak mudah
dan diselimuti ketakutan dan ketegangan.
My comment:
Film action tak pernah masuk waiting list ku. Tapi…. Nama
TOP yang terpampang sebagai salah satu cast di film itu akhirnya menimbulkan
sedikit ketertarikan untuk mengintip film ini.
Catatan: Aku bukan fans dari
TOP, hanya “kenal dekat” ;D dan pengen liat aja kayak gimana kalau dia acting
di film macam beginian.
Dan akhirnya….
Arrrggghhhh, belum ada 10 menit pertama lantai kamar sudah
berserakan tisu basah. Aku TERPAKSA menangis. Filmnya sedih sangat. Dan dari
rasa penasaran pengen sekedar ngintip, akhirnya menjadi rasa penasaran untuk
nonton sampai akhir.
Dan setelah selesai…. *pinjem jari temen*…. 10 tumbs buat
film ini. Bagus sangat.
Muka bingunya TOP nambah feel di film ini. Bener-bener tampak seperti pemuda tak berpengalaman yang takut dan bingung. Tapi masih ada satu hal yang membuatku kagum, yaitu efek kamera yang benar-benar keren. Yang kumaksud disini adalah efek kamera yang bisa membuat wajah TOP bener-bener tampak seperti anak muda. atau bisa dibilang anak kecil (pict ke 2).
Film dibuka dengan
adegan mengenaskan saat Jung Bum dan satu orang temannya memapah salah satu
prajurit yang terluka parah dengan background suasana perang. Melihat wajah
Jung Bum disini rasanya miris, tapi lebih miris lagi saat melihat wajah
ketakutan dan kebingungan Jung Bum saat ditugaskan untuk membawa amunisi ke atap sebuah gedung dimana untuk sampai kesana harus melewati hujaman bom dan
desingan peluru di kanan-kiri.
Semakin miris saat slow motion aliran darah segar dari telinga Jung Bum
setelah suara keras ledakan mobil di dekatnya. Namun
dengan penuh keberanian akhirnya ia berhasil sampai di atap gedung dengan
selamat.
Dalam perjalanannya kembali ke bawah dia terjebak di tengah
suasana genting, namun beruntung ada senior yang menyelamatkannya. Namun, saat
senior itu hampir terbunuh, Jung Bum yang hendak menyelamatkannya ternyata
gagal karena tangannya gemetar saat hendak memasang peluru senapannya yang
ternyata habis. Dan mulailah air mata membanjir saat Jung Bum mengantar senior
yang menyelamatkannya itu ke medis dan akhirnya nyawanya tak tertolong T_T
Pada intinya film ini mengisahkan tentang 71 orang student
soldier. 3 orang adalah murid lama (yang tersisa dari angkatan sebelumnya), dan
68 lainnya adalah anak-anak baru. 3 orang murid lama itu termasuk Jung-Bum yang
akhirnya dipercaya oleh seniornya, Suk Dae, untuk menjadi pemimpin pasukan. 71
orang ini ditugaskan untuk menjaga sebuah sekolah bernama Pohang yang merupakan
daerah pertahanan yang strategis. Sementara itu seluruh pasukan senior pergi
untuk berperang di Nakdong River. Mereka ditugaskan untuk mempertahanan tempat
itu hanya sampai hari Rabu dimana pasukan bantuan akan datang.
Membayangkan…. Orang-orang muda tak berpengalaman, ditinggal
pergi semua senior, bahaya mengancam kapan saja, seperti anak ayam yang ditinggal induknya di tengah-tengah kandang harimau. Apalagi Jung Bum yang saat
mendengar dirinya dijadikan pemimpin benar-benar nampak shock, melepas kepergian senior-seniornya yang meninggalkan beban berat di pundaknya.
Konflik antara Jung-Bum dengan anak-anak baru (terutama geng
nya Kap Jo menjadi bumbu ketegangan di film ini. Walaupun pada akhirnya setelah
kejadian yang menguras air mata (air mataku) akhirnya mereka bisa berjuang
bersama.
Yang paling miris adalah bagaimana masing-masing anggota
pasukan itu punya cerita perjuangannya tersendiri. Bagaimana si A yang dianggap
bodoh sampai ditendang-tendang di depan umum oleh Kap Jo karena tertangkap oleh musuh akhirnya mati karena melindungi Kapjo. Ia berkata pada Kap Jo “You’re better at fighting
than me…You’re braver than me” T_T
Kemudian bagaimana seorang kakak harus menembak adiknya sendiri yang
sudah terkena luka tembak dalam keadaan sekarat karena kelaparan disebabkan bahan makanan yang
tak kunjung datang.
Bagaimana seseorang yang mempelajari menggunakan
peledak dengan baik akhirnya mengorbankan dirinya menjadi bom bunuh diri,
merelakan tubuhnya terpelindas tank namun akhirnya berhasil membuat tank itu
meledak dan menghambatnya untuk mendekat ke Pohang.
Lalu bagaimana seseorang yang mengatakan "hati-hati saat memasukkan peluru atau jarimu akan terpotong" pada akhirnya...... tertembak mati setelah jarinya terjepit saat hendak memasukkan peluru T_T
Masih banyak cerita-cerita pengorbanan lain yang bisa membuatku merinding sekaligus meras tisu.
Overall film ini layak ditonton. Film action dengan efek ngga kalah menakjubkan dari film barat, tapi tetep menyajikan sisi sensitif yang menyentuh ala film-film Asia. Recommended lah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya....