"Perbandingan tak membawa kita kemana-mana" tak sepenuhnya benar. Terkadang perbandingan membawa kedamaian.
Membandingkan kehidupanmu dengan kehidupannya. Siapa yang telah lebih banyak kehilangan? Siapa yang telah lebih besar mengalami kesedihan? Kau tau pasti jawabannya.
Lalu kenapa harus bersedih?
Kau tau pasti, dia yang lebih pantas mendapat kebahagiaan itu terlebih dulu.
Kenangan adalah usia kedua dari seorang manusia...
Jumat, 30 Oktober 2015
Jumat, 23 Oktober 2015
Ingin Sepekan Tanpanya
Kepalanya dipukul berulang kali dengan sebilah bambu.
Jatuh, berdarah, sakit.
Tapi, ia mencoba terus bangit, lagi dan lagi.
Namun, pukulan terakhir ini seperti membuatnya terkapar.
Enggan untuk bangkit, takut dipukul lagi.
Ia ingin pura-pura mati.
Mungkinkah usahanya tak terlihat?
Apakah usaha setengah matinya untuk mengajak bicara tak terasa?
Apakah usahanya untuk membuat semua seperti baik-baik saja walaupun hanya ditanggapi dengan terus berwajah datar dan jawaban pendek pun ketus juga tak terasa?
Ia sekuat tenaga menahan hasrat untuk berlari pulang demi harapan bahwa senyum itu akan kembali sebentar lagi.
Apakah kalimat hukuman "Aku tidak akan minta tolong padamu lagi" itu tak cukup?
Baginya itu cukup mengundang jerit ketakutan.
Tapi, ia menahan tangisnya. Demi membuat semuanya setidaknya tidak jadi lebih buruk.
Apa yang ia dapat hari itu hanyalah rasa takut, kesepian, diabaikan.
Ia tetap berusaha mengulur waktu bersama, walaupun sungguh sebenarnya ia ingin segera lari, sembunyi, menangis.
Hingga akhirnya kepalanya yang sudah pening itu kembali dipukul dengan kalimat-kalimat prasangka. Ia dibilang meremehkan. Ia dikata mementingkan uang.
Semua ini hanya karena pertanyaan kecil yang mungkin terucap dengan kalimat yang salah. Mungkin otak bodohnya memang membuahkan kata-kata yang menyakitkan. Sungguh ia merasa bersalah.
Sungguh ia takut. Apakah nanti kepalanya akan terus terasa dipukul?
Ia terkapar
Ia sakit
Ia takut
Ia hanya ingin pura-pura mati
Jatuh, berdarah, sakit.
Tapi, ia mencoba terus bangit, lagi dan lagi.
Namun, pukulan terakhir ini seperti membuatnya terkapar.
Enggan untuk bangkit, takut dipukul lagi.
Ia ingin pura-pura mati.
Mungkinkah usahanya tak terlihat?
Apakah usaha setengah matinya untuk mengajak bicara tak terasa?
Apakah usahanya untuk membuat semua seperti baik-baik saja walaupun hanya ditanggapi dengan terus berwajah datar dan jawaban pendek pun ketus juga tak terasa?
Ia sekuat tenaga menahan hasrat untuk berlari pulang demi harapan bahwa senyum itu akan kembali sebentar lagi.
Apakah kalimat hukuman "Aku tidak akan minta tolong padamu lagi" itu tak cukup?
Baginya itu cukup mengundang jerit ketakutan.
Tapi, ia menahan tangisnya. Demi membuat semuanya setidaknya tidak jadi lebih buruk.
Apa yang ia dapat hari itu hanyalah rasa takut, kesepian, diabaikan.
Ia tetap berusaha mengulur waktu bersama, walaupun sungguh sebenarnya ia ingin segera lari, sembunyi, menangis.
Hingga akhirnya kepalanya yang sudah pening itu kembali dipukul dengan kalimat-kalimat prasangka. Ia dibilang meremehkan. Ia dikata mementingkan uang.
Semua ini hanya karena pertanyaan kecil yang mungkin terucap dengan kalimat yang salah. Mungkin otak bodohnya memang membuahkan kata-kata yang menyakitkan. Sungguh ia merasa bersalah.
Sungguh ia takut. Apakah nanti kepalanya akan terus terasa dipukul?
Ia terkapar
Ia sakit
Ia takut
Ia hanya ingin pura-pura mati
Kamis, 22 Oktober 2015
Life is not just about love
Ketika melihat seorang gadis sedang cemberut, murung, bermuram durja, lesu, tak banyak bicara, dan banyak melamun, kira-kira apa yang akan orang tanyakan padanya?
Ada beberapa orang yang akan langsung menginterogasi "Kenapa? Pacarmu nakal ya? Diapain kamu?"
Belum lagi kalimat lanjutannya "Udah, putusin aja."
Yang akan hanya dijawab dengan cengiran kecut.
Sepertinya otak perempuan yang sedang dimabuk asmarapun bukan hanya berisi tentang kekasihnya. Life is not just about love, Guys!
Kenapa mereka tak bertanya "Kenapa? Ada apa dengan ayahmu? Ada apa dengan ibumu? Ada apa dengan adikmu?" Atau "Ada masalah sama temen kosan?"
Pada akhirnya, tak akan ada yang tau tentang masalah sesungguhnya kan.
Karena kau bukan tipe orang yang gampang bercerita tanpa dipancing sekuat tenaga.
Apalagi dengan 'umpan' yang menjengkelkan macam itu. Mood bercerita malah akan tenggelam sedalam-dalamnya bumi.
Langganan:
Postingan (Atom)