Menemani sista Tsuza ke Dufan di hari minggu ceria tanggal 1 Maret 2015. Setelah sekian lama di Jakarta, akhirnya ngicipin kesini juga. Sebenarnya dari dulu ngerasa amit-amit banget pergi ke Dufan. Paling ngga suka main-main menantang adrenalin macam itu. Tapi, memenuhi 'ngidam' nya Partner in Crime ku tercinta, ayuklah cussss...
Saking semangatnya sampai sana kecepetan. Nunggu dulu satu jam baru boleh masuk. Foto-foto dulu.
<--- salah satu hasilnya :D
Niat beli tiketnya di Indomaret biar cepet nanti masuknya, ternyata malah jadi lama gara-gara harus diverifikasi dulu datanya. Beli langsung disana lebih cepat.
Disambut dengan hujan. Awalnya rintik-rintik, lama-lama deras. Pintu Dufan pun jadi molor dibukanya. Kami berteduh dulu di gazebo depan gerbang bersama banyak pengunjung lainnya.
Sejak awal sudah mewanti-wanti kalau aku ngga mau naik yang serem-serem ya. Entahlah, dulu pemberani, tapi sekarang kayaknya aku terlalu rapuh untuk naik-naik begituan.
Kora-Kora adalah yang pertama kali dicoba begitu masuk. Aku? Foto-fotoin aja sambil payungan di bawah gerimis. Hehe...
Kora-Kora |
Alap-Alap |
Kata raya_za aku naik Alap-Alap aja. Itu Halilintar (Roller Coaster) mini khusus untuk anak-anak. Okedeeeeh... Ngeliat bentuknya aja unyu gini nih..
Tapi ternyata... Pas belum jalan masih bisa ketawa-ketawa. Di atas alap-alap mewek-mewek, teriak-teriak mengutuk Tsuza. Turun alap-alap gemeter T.T
Itu sakit (dan serem) tau ngga sih. Khusus anak kecil apanya??????? Horror gitu.
Habis gemeteran naik alap-alap, menenangkan diri dengan masuk ke Rumah Jahil. Macam labirin cermin gitu. Kirain ini macam cermin-cermin yang bisa bikin badan kita keliatan berubah-ubah bentuknya, ternyata bukan. Pantesan, nyari cermin yang bikin keliatan kurus kok ngga ada (-_-'!)
Tugas kita cuma menemukan jalan keluar. Ahhh,,, kecil lah #jentikin kelingking#
Rumah Jahil |
Rumah Miring |
Selanjutnya Rumah Miring. Kelihatannya biasa saja. Separuh perjalanan oke lah. Tapi kemudian, kerasa keliyengan pas lewat ruangan yang tingkat kemiringannya lebay. Pasca naik alap-alap, sepertinya masuk sini nambahin mumet dan mual. Berjalan tertatih menggapaimu #eh# menggapai pintu keluar maksudnya, sukses :D
Bianglala... 'Wahana yang wajib dinaiki' kalau kata Tsuza. Ketemu Bianglala dari awal-awal masuk sih, tapi masih belum beroperasi. Kata Mba Petugasnya karena hujan dan Bianglala pakai roda, jadi takut licin. Nunggu agak kering dulu.
Unyu sih. Sepertinya romantis kayak yang di film film. Langsung semangat naik.
Tapi, begitu naik, tetep aja. Apalagi pas sampai di puncak #pegangan erat-erat#. Aku ngga berbakat menghadapi ketinggian (@.@) Sereeeeeem!!!!
Bianglala |
Udah gitu ngga ada romantis-romantisnya. Kata operatornya pas kami mau naik "Satu kereta harus ditempati enam atau lima orang. Ngga boleh berempat, bertiga, apalagi berdua-duaan".
Padahal di awal udah ngebayangin bisa menikmati pemandangan berdua sama Tsuza. Faktanya, kami naik bersama 2 pasang pemuda pemudi yang sedang memadu cinta. Terus aku sama Tsuza hadap-hadapan agak jauhan gitu. Krik krik krik...
Ini wahana yang paling normal dan ngga bikin jantung deg-degan. Eh, deg-degan sih dikit. Karena kita mengarungi Istana Boneka ini naik kayak boat yang jalannya nurut arus air gitu. Satu boat dinaiki 12an orang. Secara aku kan takut sama air ya. Jadi tetep aja, ngeri-ngeri gimana gitu mengapung-apung di atas sungai. Di tengah perjalanan sempet macet beberapa kali karena boatnya nyangkut di dinding yang ada di pinggiran jalur. Terus semuanya pada heboh 'dayung'. hahahahaha...
Happy Feet |
Happy Feet cuma duduk sih. Tapi, sepertinya emang aku ini ngga bisa menghadapi sedikitpun goncangan #hellehhh
Jadi, ini semacam theater simulator yang kursinya bisa gerak-gerak sesuai kehebohan di filmnya gitu. Seperti di film Happy Feet, ya film pendek ini berkisah tentang petualangan para pinguin mengarungi lautan, dikejar hiu, loncat tebing, dll. Jadi yaaaaa gitu deh. Berasa mau kelempar dari kursi -_-
Halilintar |
Halilintar. Kalau aku sih skip. Secara naik alap-alap aja udah kejang, apalagi ini. Kalau Tsuza ya dijabanin lah.
Hysteria. Aku nunggu Tsuza di bawah gerimis aja deh. Tapi sayang seribu sayang, pas dia tinggal selangkah lagi nongkrong di kursinya, eh, permainan dihentikan karena hujan turun makin deras :D
Hysteria |
Ontang-anting. Wahana yang cantik ini, ternyata tak secantik penampakannya. Jangan tertipu dengan kecantikan. Nyatanya dia menyeramkan (-_-)
Ontang Anting |
Kicir-Kicir. No comment deh, hela napas aja. Setuju sama komen ibu-ibu yang duduk di sebelahku (selama aku menunggu Tsuza menikmati kegilaannya). Kata dia, "Liat deh (dia lagi ngomong sama temennya) manusia digituin." #angguk-angguk#
Kicir-Kicir |
Tornado. Kok ada gitu ya manusia yang mau dikayakginiin. Digantungin aja aku ngga mau, apalagi diombang ambingin #eh, ini tentang hal lain ding#
Tornado |
Ice Age, berasa optimis dengan melihat banyak anak-anak keluar dari dalam wahana ini. Berarti aman. Ternyata (-_-'!) Awal-awal adem ayem memang. Lewat lorong-lorong dingin dengan sesekali ada percikan air, suara runtuhan es, boneka tokoh-tokoh film Ice Age di kiri dan kanan jalur sungai. Tapi kemudian ada firasat tak mengenakkan ketika sampai di suatu lorong dimana ada tulisan yang intinya peringatan agar kita berpegangan. Hyaaaaa.... Perahunya tetiba meluncur turun dan disambut dengan guyuran air yang membasahi sekujur tubuh (alat-alat elektronik harap diamankan yaaa). Terus naik lagi terus turun lagi. Aihhh... #elus-elus jantung#. Ini apa kabar anak-anak kecil????
Oh, mmm... mungkin aku lebih penakut dari mereka T.T
Ice Age |
Turangga Rangga |
"Jangan tertipu dengan kecantikan. Nyatanya dia menyeramkan (-_-)" --> hahahahahaha
BalasHapusAku tetap tak mengubah pendapat kalau ontang anting itu cantiiiikkk <3