"Bahagia jika melihat orang lain bahagia"
Apakah seperti itu?
Bukankah sepertinya lebih banyak irinya daripada bahagia?
'Iri jika melihat orang lain bahagia', begitukah?
Bahkan ketika sudah pernah punya/mengalami sesuatu itu.
Ibaratnya sudah pernah punya benda x terlebih dulu, kemudian ada seseorang yang baru punya benda x, berapa persen perasaan ikut berbahagia untuk mereka?
Apakah malah lebih banyak semacam 'kok mereka bisa punya juga sih?'
Atau apakah turut bahagia itu hanya berlaku jika yang bahagia adalah orang-orang terdekat?
Bahagia jika ayah naik pangkat.
Bahagia jika adik ranking satu.
Bahagia saat suami naik gaji.
Bahagia jika anak pandai melakukan sesuatu.
Semacam itu misal.
Sementara ketika ayah orang lain naik pangkat, ketika adik orang lain ranking satu, ketika suami orang lain naik gaji, ketika anak orang lain pandai melakukan sesuatu, apakah turut berbahagia?
Bahkan ketika yang meraih sesuatu adalah orang-orang terdekat ring 2 (istilah macam apa ya ini?)
Mertua misal? Atau saudara ipar? Atau sepupu, om, tante? Atau sahabat dekat hampir soulmate?
Apakah bisa turut berbahagia?
Kenapa semuanya berupa pertanyaan?
Karena aku pun seringkali menanyakan, orang seperti apa aku ini? Apakah aku termasuk golongan orang-orang yang bisa 'bahagia jika melihat orang lain bahagia', atau lebih sering 'iri jika melihat orang lain bahagia'?
``````````````
Malah melantur kemana-mana.
Padahal hanya ingin bercerita bahwa terlepas dari aku lebih sering masuk golongan orang yang mana, hari ini aku bahagia melihat temanku berbahagia.
Hari ini kami melepas salah satu rekan kerja untuk pindah tugas. Hari ini hari terakhirnya, besok dia sudah bertugas di tempat baru.
Akhirnya dia bisa bekerja dekat dengan anaknya, sebagaimana yang ia inginkan dan ia perjuangkan setahun ini.
We never know inside someone's heart memaaang. Entah dia memang merasa bahagia dengan kepindahan ini atau tidak, tapi karena ini adalah sesuatu yang dia usahakan dan akhirnya dia dapatkan, aku mengasumsikan bahwa dengan ini dia bahagia.
And I feel sooooo happy for him.
(And sad in the same time. huhuhu... mewek)
Kehilangan satu partner kerja yang baik, sangat.
Sedihnya sedih mau pisah tapi sedih terharu juga sih.
Ku tak terlalu dekat dengannya memang. Tapi aku tahu garis besar ceritanya (atau mungkin sok tahu). Dan aku mendoakan yang terbaik untuknya.
(Di grup kantor jadi silent reader. Malah curhatnya disini)
Hihi...
wkwkwkwk...
BalasHapusAku juga turut berbahagia, walau teuteuuuup ada sedihnya, huhu hiks...