Hari Keempat (Sabtu)
Ingatanku yang memang
terkadang kurang bisa diandalkan membuatku tak bisa menjabarkan kegiatan yang
kami jalani pagi sampai siang ini. Aku lupa -_-!
Dan tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Today is
the day. Yang ngga mau basah-basahan dan guling-gulingan di aspal mari kita
konsentrasi hingga titik maksimal demi mendengarkan aba-aba pimpinan barisan.
Saatnya lomba PBB. Dan pada
akhirnya kami semua ikut lomba, tanpa terkecuali.
Dimulai dari Kompi A putra, kemudian barulah
giliran kami (kompi A putri). Hhh... nervous? Tak terhindarkan. Melihat kompi A
putra berlaga ini bibir udah sibuk komat kamit doa. Dan ketika tiba giliran
kami, eeaaaa..... al iz wel..... semoga ....
:D yang pasti kami sudah berusaha sebisa mungkin, sekonsentrasi mungkin,
sefokus mungkin.
Hmmm... dan para pelatih ketiga kompi pun ngga
mau tinggal diam. Ini dalam artian sebenarnya. Yaitu mereka ngga diam. Ya ngga
diam. Jiwa kompor mulai nampak lagi lah. Apalagi waktu kompi C beraksi dan
setelah diketahui ternyata jumlah kesalahannya lebih banyak dari kompi A. Ingat
banget lah ketawa ngikiknya pelatih Hendri sambil bilang “Lihat itu, Borlak
pusing itu.” Haha.... Lucu lah lucu....
Setelah sempat terhenti sejenak karena kami
diharuskan melakukan penghormatan saat di kejauhan nampak beberapa orang
Kopassus melakukan penurunan bendera, akhirnya perlombaan usai saat matahari
sudah sepenuhnya tergelincir. Dan kami pun kembali ke barak untuk pembersihan (mandi + istirahat sejenak).
Makan malam..... auranya beda. Haha..., aura
kemenangan emang beda rasanya *nyombong* :P Pasalnya sebelum makan malam
diumumkanlah hasil dari perlombaan tadi. Dan... Yeay, kami (Kompi A putri)
juara pertama. Sedangkan untuk putra dipegang oleh kompi C. Selamat yaaa....
hadiahnya, bukan uang bukan barang, tapi waktu. Ecieee.... maksudnya, hadiah
sebagai pemenang adalah kami diberi tambahan waktu makan. Jadi 8 menit apa ya?
(lupa). Pokoknya setidaknya bisa untuk menikmati daging ayam yang gedenya ngga
kira-kira itu lah. Hadiahnya emang ngga seberapa, tapi feel semangatnya itu....
Membara.... Oh iya, untuk kompi A putra mendapat juara 2. Selamat ya Bro...
Di malam harinya, dengan masih diselimuti
semarak aura kemenangan, kami berkesempatan untuk mengobrol panjang lebar
dengan para pelatih. Malam itu agendanya adalah kumpul kompi untuk membicarakan
masalah perkembangan yel-yel kami plus ada acara perkenalan pelatih bagi kompi
A. Entah kenapa baru sekarang perkenalannya padahal kegiatan bersama mereka
sudah dari kapan hari. Jadilah aku baru ngeh kalau ternyata tiap-tiap kompi itu
sudah dibagi pelatihnya sendiri-sendiri. Haha...
Jadi, kami kompi A, kebagian dibimbing oleh
pelatih Hendri, pelatih Galih, pelatih Trio Kwek-Kwek (istilah ini bukan aku
lho ya yang bikin, pelatih Hendri ini yang ngasih julukan), pelatih Tiwi,
pelatih Edi dan Papa Joseph (maaf jika ada yang kurang atau malah mungkin
kelebihan). Tapi malam itu yang bisa berkenalan hanya pelatih Hendri, pelatih
galih, dan
pelatih trio kwek-kwek.
Pelatih Hendri, dari hari pertama juga aku
sudah tahu kalau beliau ini pelatih kami, danton kami malah. Pelatih Galih juga sejak orientasi lapangan kemaren sudah
memperkenalkan diri sebagai juru yel-yel kompi A. Pelatih Edi yang melatih PBB
khusus siswi, sementara Papa Joseph sering nampil (?) di depan memberikan
motivasi atau pengarahan-pengarahan untuk kompi A. Nah, pelatih trio kwek-kwek ini
yang aku baru tahu kalau ternyata mereka pelatih khusus kompi A. Aku pikir
mereka pokoknya ngelatih kompi mana saja.
Dan ternyata trio kwek-kwek itu benar-benar
lebih muda dari saya?!?! Ada yang jauh banget malah?!?! I can’t believe it
*lebay*. Ya,
dari kemaren-kemaren sempat dengar sih kalau rata-rata pelatih bertopi hitam di CB ini mungkin
lebih muda, tapi ya kupikir cuma sebulan dua bulan lah. Ternyata.... si Ficky
(sekarang boleh manggil sekenanya) anak 92, si Alam apalagi....
Jadi teringat malam sebelumnya saat pelatih
Fomy memerintahkan salah satu siswa untuk push up dengan nada sedikit membentak
karena marah, aku pun langsung menaikkan alis sebelah dengan tatapan
huh!!-anak-kecil-main-bentak-orang-tua. Haha.... Dan maaf Pelatih Fomy,
ternyata kesimpulan yang kudapat malam ini dia satu-satunya trio kwek-kwek yang
lebih tua dariku -_-! Kabar burungnya simpang siur sih *nyalahinorang*. Maaf, selingan tak penting, kita kembali ke
malam syahdu.
Malam itu pelatih Galih cerita
banyaaaaaaaaaaakkkk banget. Sayangnya suaranya tak begitu jelas. Tapi tetap
bisa terdengarlah untaian kisah mengharu biru pelatih Galih menjadi seorang
tentara. Haih, teringatlah salah
satu kalimatnya menanggapi adanya siswa yang sakit engsel. Kurang lebih “Kalau
tentara itu baru bisa disebut sakit engsel kalau jatuh dari pesawat terbang”.
Hmmm… *manggut-manggut*
BTW, mempertemukan mahasiswa/i STAN seluruh spes dalam CB ternyata memiliki
manfaat tersendiri bagi beberapa orang. Ya, baik untuk sekedar lirik-lirik
teman sekampus yang ternyata banyak yang cling, atau bahkan ada juga yang
sempet PDKT (bahkan di gelombang satu katanya sempet ada yang main tembak
menembak di muka umum). Dan disini saya jadi saksi salah satu proses PDKT yang
terjadi antar pleton 3 kompi A. Siapa? Ada deh. Bukan untuk konsumsi publik. Haduh haduh, walaupun wajah
si cewe udah BT gimana gitu, si cowo tetep gencar lah ya :D *ngelirik sambil nyengir*
Hari Kelima (Minggu)
Pagi ini tak ada senam pagi. Begitu selesai
apel pagi kami langsung diarahkan menuju gedung Candrasa untuk mengikuti Bintal
Keagamaan. Hmmm, benar-benar Bintal Keagamaan yang unik. Baru kali ini aku
melihat, sekaligus mengikuti Bintal Keagamaan macam begini.
Kami sudah siap duduk berbaris rapi di lantai
Candrasa yang dingin ber AC itu. Di hadapan kami telah nampak sebuah meja
panjang dengan 4 mic di atasnya. Mulai bertanya-tanya kenapa ada begitu banyak
mic. Dan lebih bertanya-tanya lagi saat di depan masing-masing mic itu telah
duduk 4 orang pria dengan penampilan yang berbeda-beda, dimana pasti kami semua
bisa menebak dari penampilan mereka bahwa mereka berkeyakinan berbeda. Dan
benar saja, keempat orang itu ada disana memang untuk menyampaikan bintal 4
agama sekaligus. Islam, Hindhu, Kristen, dan satu lagi..... apa ya, Katolik
kah? Aku tidak tahu pasti.
Jadi, pagi itu (dalam keadaan lapar :D ) kami
diharuskan mendengarkan ceramah 4 agama secara bergantian. Diawali dengan
ceramah agama Islam. Isinya.... tentang hati..... Islam sekali lah pokoknya.
Mengutip ayat ini, mengingat hadits itu, dll. Sedikit awkward saat melihat
penceramah yang lain mulai menunjukkan gelagat aneh karena waktu ceramah agama
Islam ini molor jadi panjaaaaang banget. Dan akhirnya waktu ceramah 3 orang
lainnya tinggal bersisa kurang dari setengah jam.
Awalnya kupikir 3 orang penceramah nonis itu
akan menyampaikan materi yang agama banget, mengutip kitab ini itu layaknya
ceramah Islam tadi, tapi ternyata tidak, mereka menyampaikan hal yang berlaku
umum bagi kehidupan sehari-hari. Malah ada yang menyampaikan tentang bagaimana
membedakan sifat seseorang dari cara tidurnya. Hahai....
Oh iya, tak lupa pagi itu ada Papa Kusmono ikut
berkunjung. Senang? Iya lah... kenapa? I dunno :D Papaaaa~!!
Setelah acara bintal keagamaan selesai langsung
lah dilanjutkan dengan sarapan pagi. Sepertinya para pelatih pun juga tidak
menyangka kalau acara bintal tadi bisa sedemikian molor sehingga jam makan pagi
pun ikut mundur.
Next session adalah Materi Kepemimpinan. Merasa
kembali terlempar ke masa-masa LDK OSSIS dulu :’) Materinya mirip-mirip gitu deh. Materi ini dibawakan oleh pelatih yang langsung bikin mata melek. Bukan
apa-apa lho ya. Pasalnya, setelah kami tadi sempat terkantuk-kantuk (Astagfirullah) selama
bintal keagamaan (walaupun tak sampai benar-benar tertidur karena kalau sampai
tertidur maka kami diharuskan berbasah-basahan di pagi sedingin itu), begitu
pelatih ini memulai materinya dengan penuh semangat dan kalimat-kalimat yang
ditata sedemikian menariknya kami pun turut semangat memperhatikannya. Dan
setelah sesi ini beberapa siswi (mungkin juga siswa) kagum pada sifat
kepemimpinan Bapak itu (lagi-lagi aku lupa namanya).
Setelah itu adalah materi Pertolongan Pertama
Lapangan. Beda pembicara, beda mood. Setelah tadi semangat 5-5 mendengar Materi
Kepemimpinan, begitu menginjak materi Longmalap ini rasa kantuk mulai wara-wiri di sekelilingku. Hoahhmmm.... cukup
menguras tenaga juga untuk bertahan agar mata tidak terpejam... tapi
sedikit-sedikit aku masih bisa menyerap lah materi Longmalap yang disampaikan
pelatih itu (lagi-lagi lupa namanya) dengan pelatih Ficky sebagai alat
peraganya.
Berhubung ini hari Minggu, maka agenda
selanjutnya adalah Kebaktian (bagi siswa siswi yang beragama Non Muslim).
Sementara itu kami yang muslim diberi kesempatan untuk berlatih yel-yel, karena
yel-yel ini juga akan dilombakan loh. Dan makin hari urusan per yel-yelan ini
udah berasa kayak perang antar kompi. Yel-yel balasan sudah disiapkan untuk
memblokade serangan kompi sebelah. Makin rame, makin panas, makin berantakan.
Haha..... tapi makin seru...
Setelah dhuhur agendanya adalah ceramah tentang
Fiskal. Seperti layaknya kuliah di kelas saat masih aktif KBM di kampus, banyak
yang terkantuk-kantuk. Cuma yang otaknya Joss joss aja yang masih bisa
mengajukan pertanyaan-pertanyaan bermutu di akhir materi. Aku? Cukup mengangguk-angguk
tanda mengerti. Setidaknya ngga blank-blank amat :D Dan satu metode kutemukan cukup ampuh mengusir kantuk. Duduk siap,
itu caranya. Believe me, it works!!
Dilanjutkan dengan Building game. Terus terang
aja nih ya, baru melihat peralatan game berderet di atas meja saja aku udah ngerasa bad
feeling. Ya, memang sejak dulu aku paling ngga suka, dan ngga berminat dengan
yang namanya game. Jadilah acara Building Game ini menjadi acara di CB yang
paling tak kunikmati, dan ingin segera diakhiri, ya walaupun bisa lah menikmati
sedikit-sedikit, tapi ngga banyak-banyak amat, tapi ya menarik lah, tapi tetep
ngga suka, tapi seru sih, tapi tetep pengen cepet selesai, tapi ngga juga....
(-_-‘!)-c<’0’) #apasiiihhh?!?!?
Dan acara Building Game yang dimulai sejak
sebelum ashar ini terus berlanjut hingga setelah sholat ashar dan baru berakhir
saat matahari hampir tenggelam.
Cara makan malam hari ini berbeda dari
biasanya. Lebih unik. Kami tidak diijinkan untuk memakan lauk bersama nasi atau
sayur secara bersamaan. Pelatih memberi kami aba-aba untuk menyantap
masing-masing jenis makanan yang ada di dalam kotak secara TERPISAH. Jika
pelatih berkata “habiskan sayurnya!!” maka kami pun hanya diijinkan untuk
melahap sayur saja, tidak lebih. Begitu juga dengan lauknya, lauk saja. Dan
akhirnya, tinggallah sang nasi seorang diri. Ketika pelatih berteriak “Sekarang
habiskan nasinya!” maka mau tak mau kami harus memaksakan butiran-butiran nasi
tanpa pendamping itu meluncur kesepian di tenggorokan, secepat mungkin. Nasi
yang kering tanpa siraman kuah, dan yang pasti tanpa rasa, cukup sulit untuk
melenggang kangkung menuju lambung, butuh usaha cukup keras. Sulitkah? Aku tak
pernah menemui kesulitan dalam cara makan, satu-satunya problem adalah
frekuensi makan. Too much!
Sejauh ini, aku menjadi manusia yang cukup
berguna lah disaat makan. Pasalnya aku bisa memenuhi permintaan tolong dari kawan
kanan/kiri/depan untuk membantu mereka menghabiskan makanan. Haha.... bukan
karena akunya rakus. Tapi karena aku masih punya banyak waktu tersisa,
sementara teman di kanan kiriku masih kesulitan dan nyaris terkena hukuman. So,
jiwa korsa dong. Tapi, yang menyebalkan itu pelatih yang tidak sependapat satu
sama lain. Pelatih satunya ngomong “ayo, dibantu temannya yang belum habis”
sementara yang satu lagi ngomong “Jangan dibantu! Siapa yang nyuruh kalian main
bantu-bantu begitu?!?!?” Ngik ngek....