Aku lupa lebih tepatnya kapan air di kamar
mandi mulai mati. Dan itu benar-benar merusak hari-hari indahku di CB. Haih...
oke lupakan! Jalani dengan cinta.
Hari terakhir ini full ceramah. Hhh... aku
lebih suka dijemur latihan PBB, atau gerak kesana-kemari daripada harus duduk
dengerin materi begini. Ngantuknya itu yang ngga ngenakin.
Sesi pertama adalah materi tentang GPS. Materi
ini khusus ada di gelombang 2 karena kemaren pelatih U-Know-Who (again, lupa namanya)
menjanjikan ini pada kami. Materinya menarik, jadi sempat berpikiran untuk beli
GPS buat ngawasin orang. Haha...
Dilanjutkan dengan materi Tata Upacara Militer. Gyaaahhh!!! diselipin kuis lagi di
tengah-tengahnya. Haduh…. Mata terkantuk-kantuk dimana materi hidup segan mati
tak mau masuk ke otakku, plus ingatan yang ngga bagus-bagus amat, membuatku
cukup bersyukur karena ngga kena tunjuk. Hehe…
Makan siang hari terakhir. Ada kejutan.
Hmmm....*curiga*. Ya, makan siang kali
ini bisa jadi salah satu momen makan paling adorable (?) selama CB. Bukan hanya
diperintahkan untuk menghabiskan makan secepat mungkin, tapi kami diharuskan
untuk suap-suapan. Begitu mendengar pengumuman itu sontak mata langsung
membidik teman di depanku yang akan menjadi pasangan suap menyuapku siang ini.
Dan.... haha.... Pandanganku bertemu dengan mata Mrs. Tsuza yang sudah duduk
manis di depanku. Haha, ya iyalah, ini sudah masuk dalam skenario kami berdua memang.
So, siang itu aku menikmati makan siang romantis bersama Mrs. Tsuza. Entah saat
itu caraku
menyuapi dia manusiawi
atau tidak, yang pasti kami habis tepat waktu dengan bahagia. Haha...
Setelah makan siang ini
seingatku masih ada agenda ceramah. Tapi aku lupa ceramah apa. Atau ceramah
yang dari KPK itu ya? Maybe. Yang pasti sebelum ceramah dimulai kami ber
yel-yel ria dulu. Habis makan nih, jadi lumayan gahar lah pita suara dan
hentakan kaki kami. Apalagi kalau tidak salah saat itu ada yang bilang bahwa
itulah penilaian yel-yel nya, makin gila aja lah gerak badan kami ikut irama :D
Malam terakhir ini menjadi malam yang
paliiiiiiiiiiing panjang selama CB,
dan paling berkesan. Bagaimana tidak, seingatku aku baru
bisa benar-benar memjamkan mata sekitar jam satu lebih. Acaranya panjang tapi
menyenangkan. Dan tak terlupakan.
Setelah ritual makan malam terakhir kami
bergerak menuju Nanggala untuk mengikuti Bintal Motivasi. Satu penyesalan di
malam itu adalah kenapa aku lupa membawa tisuuuuu?!?!? Dan itu fatal *kumatlebay*. Tak ada penyelamat
dikala air mata ini membanjir. Hhh...
Bintal motivasi selesai sekitar pukul 9. Dan
sejak itulah the real fun dimulai. Hahaha.... acara selanjutnya adalah... malam
perpisahan!!! Atau lebih kami kenal dengan istilah dangdutan :D
Yang berkesan dari malam ini.... mmm... apa ya?
Bingung.... terlalu banyak yang istimewa. Kalau Mbak Tsuza pasti yang terkenang
adalah goyang jempol :P
Intinya malam ini kami bebas bernyanyi dan
menari. Tapi tentunya saya ngga ikut goyang koplo jejingkrakan lah. Cukup duduk
manis sambil ngelambai-lambaiin tangan dengan sesekali nyumbang suara
samar-samar ikut nyanyi.
Jam sebelas sepertinya pelatih sudah mulai
menghentikan acara nyanyi dan goyang massal itu. Kami berbaris menuju depan
barak. Dan agenda selanjutnya ternyata bukan tidur, melainkan kami diberi kebebasan apabila
ingin perpisahan masing-masing kompi. Dan akhirnya, dengan mata setengah melek
setengah merem kami duduk di bagian timur lapangan depan barak. Menggerombol
membentuk setengah lingkaran, memperhatikan petuah-petuah dari pelatih Hendri
dan pelatih Galih.
Malam itu pelatih Pratiwi turut bergabung
bersama kami. Berhubung kemaren dia belum kenalan, maka malam in puas-puasin
deh tu tanya ini itu saat pelatih Pratiwi perkenalan. Hmm, anak SMA 5 Madiun
lho, ya, tetangga kampung lah. Hehe... berhubung pelatih Tiwi ini satu-satunya kowad muda yang perkenalan
malam itu, jadilah dia dimanja sekali sama para siswa. Tanya ini tanya itu.
Saya maklum kok *merem*.
Dan selain itu trio kwek kwek entah kenapa
disuruh perkenalan lagi. Saat pelatih Fomy dan Alam yang perkenalan, semuanya
sunyi senyap, entah itu karena emang sudah tahu atau karena emang ngga mau tahu
tentang mereka. Haha. Tapi begitu de’ Ficky yang kenalan, hmmm, mulai deh itu
pertanyaan dari segala nomor hp, pesbuk, Pin, dll meluncur. Ya ya ya.... serah
deh.... mataku udah dari tadi ngelirik-lirik ke lantai dua dimana surga kecilku
seolah melambai-lambaikan tangan memanggilku.
Lagi-lagi pelatih Galih yang banyak berbagi
kisah di malam ini. Hhh... namanya juga malam perpisahan, suasana haru dan
semburat-semburat kesedihan pasti ada lah. Walaupun aku terkantuk-kantuk tapi
hatiku tak tidur (Eciiee), tetap bisa merasakan aura-aura perpisahan yang
sedikit disayangkan.
Acara terus berlanjut hingga setengah satu
sepertinya. Setelah beberapa orang mulai tampak menguap terkantuk-kantuk,
akhirnya acara malam perpisahan itu diakhiri dan kamipun beranjak dengan sisa
tenaga yang ada menuju barak.
Penutupan
Senam pagi kemarin ternyata menjadi senam pagi
terakhir di CB. Yaahh, ngga bakal ada lagi gerakan-gerakan tambahan gara-gara
tepukan tangan berlebihan saat gerakan pemanasan dong? Tak ada lagi teriakan sikap pokok? Ngga ada lagi orasi
tentang rematik kuku? Yaahhh….yasudahlah, ikhlaskan. Pagi
itu kami hanya menjalani apel pagi sebagai pengawal kegiatan. Setelah itu
seperti biasa, sarapan pagi, terakhir.
Setelah itu, kami membereskan barak, dan
bersiap menyeret seluruh barang kami untuk turun ke bawah. Berduyun-duyun kami
menenteng tas besar, menyeret koper, dan menjinjing tas tangan menuju Nanggala.
Kami semua sudah berpakaian hitam putih rapi, sama seperti saat pertama kali
kami datang.
Kami berbaris secara acak di samping Nanggala,
tidak lagi berdasar pleton, kelas, maupun kompi. Kompi A, B, C semua berbaur
jadi satu. Dan saat itulah kami menyanyikan yel gelombang 2. Selain yel dasar yang
diajarkan memang khusus untuk gelombang 2, kami juga mencomot satu yel dari
masing-masing kompi untuk diubah liriknya dan dijadikan yel gelombang. Kompi A mengajarkan
yel nya pada kompi B dan C, begitu juga kompi B dan C mengajarkan yelnya pada
kami semua. Saat-saat hendak berpisah seperti ini memang kadang menimbulkan
kesan tersendiri.
Setelah itu kami masuk ke dalam Nanggala untuk
gladi resik upacara penutupan. Disini kami kembali berbaris per kompi. Upacara Penutupan berjalan lancar.
Dan disana kami diijinkan untuk membawa alat komunikasi dengan tujuan agar kami
bisa mengabadikan momen-momen terakhir ini. Alhasil setelah upacara penutupan selesai kami bebas
jeprat-jepret sana sini.
Selain berfoto dengan kamera masing-masing,
kami juga diberi kesempatan untuk foto per pleton secara bergiliran bersama
para pelatih. Aku mau foto yang itu tapi minta ke siapa ya?
Kemarin sempat ada yang bilang kalau sebelum pulang
akan diputarkan video yang isinya kumpulan foto-foto selama CB. Tapi ternyata
yang ditunggu-tunggu tak datang. Padahal sejak beberapa hari lalu pelatih
Rosida sudah wara-wiri kesana kemari dengan kamera digitalnya. Jepret sana
jepret sini siap tayang gitu deh. Ternyata.... *kecewa* Tapi ini bukan
semata-mata karena pengen liat mukaku nampang lho ya, lagipula aku juga ngga
eksis di depan kamera kok. Cuma pengen mengenang masa-masa CB aja. Yang awalnya
penuh wajah-wajah muram durja, makin bertambah hari nampaknya mulai banyak
tawa.
Setelah ini agendanya adalah makan snack +
makan siang. Makan kali ini tidak ditentukan batas waktunya. Kami bebas
menikmatinya. Dan bahkan beberapa pelatih ikut makan berbaris bersama kami.
Tampak beberapa siswa makan sambil mengobrol juga dengan para pelatih. Dan
setelah makan selesai, maka kami diberi waktu istirahat sebentar sebelum
persiapan pulang. Nah, disinilah barisan kami mulai berantakan. Pasalnya
anak-anak mulai wara-wiri kesana kemari, minta foto bareng pelatih ini pelatih
itu, fotoin gerombolan siswa sini siswa situ. Tapi tenang saja, tidak akan
dimarahi, kami diberi kebebasan untuk berfoto sesuka hati.
Foto: Kompi A bersama Papa Joseph |
Foto: Kompi A bersama Pelatih Galih (baret merah) dan Pelatih Ficky |
Foto: Kompi A bersama pelatih Hendri |
Foto: Komandan Yel bersama Pelatih Galih |
Foto: Kata-kata perpisahan dari Pelatih Joseph |
Menjelang keberangkatan, kami dibariskan kembali. Pelatih membagi kami menjadi beberapa kelompok berdasarkan nomor bus. Setelah itu kami dipersilahkan untuk mengambil barang-barang yang tadi ditinggal begitu saja di samping Nanggala dan segera naik ke bus yang telah ditentukan. Nah, mulailah disini berasa sedihnya....
Dari dalam bis yang panasnya lumayan itu, aku duduk bersandar
di kursiku sambil memandangi setiap sudut Makopassus yang bisa tertangkap
mataku. Memuas-muaskan hasrat untuk mengukir kenangan terakhir di tempat yang
sebenarnya mulai kusukai itu. Hhh.... sebentar lagi pulang. Saat pertama kali
datang aku tak pernah menyangka bahwa akan seberat ini meninggalkan Makopassus *tanpa dramatisir*.
Setelah lumayan lama puas bersauna ria di dalam
bis tanpa AC itu kamipun diberangkatkan. Di perjalanan pulang kali ini tak ada
lagi pelatih Borlak yang mengatakan bahwa kami akan direndam di kali Ciliwung
kalau sampai tertidur. Haha.... jadilah wajah-wajah lelah itu terlelap sepanjang
perjalanan Cijantung-Bintaro, begitupun denganku.
Dan ketika kaki kami menginjak kembali tanah
Bintaro, melihat teman-teman gelombang 3 yang telah menanti dengan wajah masih
segar putih berkilau, semangat kami pun seolah terbakar. Semangat untuk
menunjukkan bahwa kami pulang sebagai satria muda yang lebih baik. Dan semangat
untuk menunjukkan pada para pelatih, untuk terakhir kalinya, semangat kami yang
telah sekian hari mereka gembleng
*membara*
Di lapangan A siang itulah kami menumpahkan
sisa-sisa tenaga kami untuk berteriak sekencang mungkin, bergerak selincah
mungkin, bernyanyi sesemangat mungkin. Dan setelah menyelesaikan upacara serah
terima, dan mendengarkan sepatah dua patah kata dari pelatih Galih (yang entah kenapa
mendengarnya jadi sedih sedih haru gimana gitu) kamipun dibubarkan dan dilepas
untuk kembali ke kosan masing-masing.
Dan sejak itulah, kami berpisah dengan para pelatih.
Tapi, bukan akhir dari kisah kami.....
goyang jempol... #facepalm
BalasHapusitu kenapa yg eksis anak pleton 1 semua, yg pleton 3 dikiiiit banget !!!
pengen foto yg di depan naggala...
Kagak usah facepalm, ceria dooong, kayak muka kamu waktu itu :D
Hapustau nih, pleton 3 kagak nemu fotonya.
iyaaaa aku juga mau foto yang satu pleton itu. minta ke siapa ya? Ke Mas Ardes (bener ngga sih namanya?) kali ya....
Eh, foto-foto yang kusertakan di postingan ini kebanyakan foto gelombang 1 lho. habisnya kagak nemu anak gelombang 2 yang posting tentang CB disertai foto yang memadai. yaudah deh akhirnya ku ambil yang cukup mewakili secara umum :)