Kenangan adalah usia kedua dari seorang manusia...

Kamis, 22 Desember 2011

Untukmu Ibu


Ribuan hari waktu yang kau tempuh. Meninggalkan jejak indah untuk aku anakmu. Tiada tangis dan kesedihan kau tunjukkan padaku. Selalu kebahagiaan dan ketegaran kau buat tuk mendamaikan hidupku. Meski lelah dan penat seolah tak ingin lepas menggelayut. Namun kasih sayang dan pengorbanan pun senantiasa menarikmu bangkit.
Tak peduli gurat usia yang mulai menghiasi wajah cantikmu, hingga hari ini pun kau tak pernah terbersit untuk lelah memilikiku. Kadang ku tak peka membaca hatimu. Kadang ku tak lihai menebak perasaanmu. Sempat ku sesali kenakalanku di masa lalu. Sempat ku sesali perkataanku yang pernah menyakitimu.
Ibuku sayang, inginku menangis di pangkuanmu, seperti saat aku kecil dulu.semoga kau selalu sehat hingga suatu saat nanti kau akan terus mendampingiku, hingga akupun bisa menjadi sepertimu, menjadi seorang ibu. Selamat hari ibu. Aku sayang ibu.
.
.
.
.
.
.
.
Ya, terimakasih anakku dan minta maaf bila sampai saat ini belum bisa membahagiakanmu.ibu harap doamu agar ibu diberi umur panjang dan sehat selalu agar bisa mendampingimu sampai kelak kamu menjadi seorang ibu. Ibu mohon dan doakan kelak kamu bisa menjadi seorang ibu yang selalu sayang dan setia pada anak dan suami.amiinnn…

Doa ku untuk ibu, kabulkanlah Ya Allah. Begitu pula doa ibu untukku...

Senin, 14 November 2011

Coming Soon Entries ;D

Review Dorama Jepang:
1) Good Luck
2) Last Friend
3) Nodame Cantabile
4) Orthros no Inu
5) Shiroi Haru

Review Movie jepang: Death Note

Review Korean Movie: A Long Visit (My Mom)

Minggu, 13 November 2011

Ungkapan hati

Ngga tau ini lagunya siapa, aku cuma dapet dari temenku kira-kira 4 atau 3 tahun yang lalu dengan judul "Ungkapan hati". Bukan MP3 pula. Cuma berupa rekaman anak laki-laki yang lagi gitaran nyanyiin lagu ini. Di sekelilingnya juga terdengar suara temen-temennya yang ngerecokin. Suaranya juga sederhana.
Sekarang kucoba mendengarkan kembali dan lagunya memang bagus. Ngga heran dulu aku suka, walaupun suara yang nyanyinya juga ngga terlalu bagus.

Dan ketemu juga lagunya :
Download

Liriknya:

Seanggun warna senja menyapa
Bersambut musim yang dijalani
Semegah bintang penuh harapan
Mencoba tuk terangi dalam gelapnya malam

ungkapanku untuknya
untuk seorang wanita
yang kupuja dan kupuji
takkan kurasa jenuh dirinya di hatiku

Parasnya sungguh indah sekali
menggugah rasa tuk ingin selalu bersamanya
senyumnya menggetarkan jiwaku
meresap indah dalam alunan syair laguku

Minggu, 06 November 2011

It's about love

Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Ketika menikah, aku menjadi istri yang teramat manja. Kulakukan segala hal sesuka hatiku. Suamiku juga memanjakanku sedemikian rupa. Aku tak pernah benar-benar menjalani tugasku sebagai seorang istri. Aku selalu bergantung padanya karena aku menganggap hal itu sudah seharusnya setelah apa yang ia lakukan padaku. Aku telah menyerahkan hidupku padanya sehingga tugasnyalah membuatku bahagia dengan menuruti semua keinginanku.

Di rumah kami, akulah ratunya. Tak ada seorangpun yang berani melawan. Jika ada sedikit saja masalah, aku selalu menyalahkan suamiku. Aku tak suka handuknya yang basah yang diletakkan di tempat tidur, aku sebal melihat ia meletakkan sendok sisa mengaduk susu di atas meja dan meninggalkan bekas lengket, aku benci ketika ia memakai komputerku meskipun hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Aku marah kalau ia menggantung bajunya di kapstock bajuku, aku juga marah kalau ia memakai pasta gigi tanpa memencetnya dengan rapi, aku marah kalau ia menghubungiku hingga berkali-kali ketika aku sedang bersenang-senang dengan teman-temanku.

Tadinya aku memilih untuk tidak punya anak. Meskipun tidak bekerja, tapi aku tak mau mengurus anak. Awalnya dia mendukung dan akupun ber-KB dengan pil. Tapi rupanya ia menyembunyikan keinginannya begitu dalam sampai suatu hari aku lupa minum pil KB dan meskipun ia tahu ia membiarkannya. Akupun hamil dan baru menyadarinya setelah lebih dari empat bulan, dokterpun menolak menggugurkannya.

Itulah kemarahanku terbesar padanya. Kemarahan semakin bertambah ketika aku mengandung sepasang anak kembar dan harus mengalami kelahiran yang sulit. Aku memaksanya melakukan tindakan vasektomi agar aku tidak hamil lagi. Dengan patuh ia melakukan semua keinginanku karena aku mengancam akan meninggalkannya bersama kedua anak kami.

Waktu berlalu hingga anak-anak tak terasa berulang tahun yang ke-delapan. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku bangun paling akhir. Suami dan anak-anak sudah menungguku di meja makan. Seperti biasa, dialah yang menyediakan sarapan pagi dan mengantar anak-anak ke sekolah. Hari itu, ia mengingatkan kalau hari itu ada peringatan ulang tahun ibuku. Aku hanya menjawab dengan anggukan tanpa mempedulikan kata-katanya yang mengingatkan peristiwa tahun sebelumnya, saat itu aku memilih ke mal dan tidak hadir di acara ibu. Yaah, karena merasa terjebak dengan perkawinanku, aku juga membenci kedua orangtuaku.

Sebelum ke kantor, biasanya suamiku mencium pipiku saja dan diikuti anak-anak. Tetapi hari itu, ia juga memelukku sehingga anak-anak menggoda ayahnya dengan ribut. Aku berusaha mengelak dan melepaskan pelukannya. Meskipun akhirnya ikut tersenyum bersama anak-anak. Ia kembali mencium hingga beberapa kali di depan pintu, seakan-akan berat untuk pergi.

Ketika mereka pergi, akupun memutuskan untuk ke salon. Menghabiskan waktu ke salon adalah hobiku. Aku tiba di salon langgananku beberapa jam kemudian. Di salon aku bertemu salah satu temanku sekaligus orang yang tidak kusukai. Kami mengobrol dengan asyik termasuk saling memamerkan kegiatan kami. Tiba waktunya aku harus membayar tagihan salon, namun betapa terkejutnya aku ketika menyadari bahwa dompetku tertinggal di rumah. Meskipun merogoh tasku hingga bagian terdalam aku tak menemukannya di dalam tas. Sambil berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi hingga dompetku tak bisa kutemukan aku menelepon suamiku dan bertanya.

“Maaf sayang, kemarin Farhan meminta uang jajan dan aku tak punya uang kecil maka kuambil dari dompetmu. Aku lupa menaruhnya kembali ke tasmu, kalau tidak salah aku letakkan di atas meja kerjaku.” Katanya menjelaskan dengan lembut.

Dengan marah, aku mengomelinya dengan kasar. Kututup telepon tanpa menunggunya selesai bicara. Tak lama kemudian, handphoneku kembali berbunyi dan meski masih kesal, akupun mengangkatnya dengan setengah membentak. “Apalagi??”

“Sayang, aku pulang sekarang, aku akan ambil dompet dan mengantarnya padamu. Sayang sekarang ada dimana?” tanya suamiku cepat , kuatir aku menutup telepon kembali. Aku menyebut nama salonku dan tanpa menunggu jawabannya lagi, aku kembali menutup telepon. Aku berbicara dengan kasir dan mengatakan bahwa suamiku akan datang membayarkan tagihanku. Si empunya Salon yang sahabatku sebenarnya sudah membolehkanku pergi dan mengatakan aku bisa membayarnya nanti kalau aku kembali lagi. Tapi rasa malu karena “musuh”ku juga ikut mendengarku ketinggalan dompet membuatku gengsi untuk berhutang dulu.

Hujan turun ketika aku melihat keluar dan berharap mobil suamiku segera sampai. Menit berlalu menjadi jam, aku semakin tidak sabar sehingga mulai menghubungi handphone suamiku. Tak ada jawaban meskipun sudah berkali-kali kutelepon. Padahal biasanya hanya dua kali berdering teleponku sudah diangkatnya. Aku mulai merasa tidak enak dan marah.
Teleponku diangkat setelah beberapa kali mencoba. Ketika suara bentakanku belum lagi keluar, terdengar suara asing menjawab telepon suamiku.

Aku terdiam beberapa saat sebelum suara lelaki asing itu memperkenalkan diri, “selamat siang, ibu. Apakah ibu istri dari bapak armandi?” kujawab pertanyaan itu segera.

Lelaki asing itu ternyata seorang polisi, ia memberitahu bahwa suamiku mengalami kecelakaan dan saat ini ia sedang dibawa ke rumah sakit kepolisian. Saat itu aku hanya terdiam dan hanya menjawab terima kasih. Ketika telepon ditutup, aku berjongkok dengan bingung. Tanganku menggenggam erat handphone yang kupegang dan beberapa pegawai salon mendekatiku dengan sigap bertanya ada apa hingga wajahku menjadi pucat seputih kertas.

Entah bagaimana akhirnya aku sampai di rumah sakit. Entah bagaimana juga tahu-tahu seluruh keluarga hadir di sana menyusulku. Aku yang hanya diam seribu bahasa menunggu suamiku di depan ruang gawat darurat. Aku tak tahu harus melakukan apa karena selama ini dialah yang melakukan segalanya untukku. Ketika akhirnya setelah menunggu beberapa jam, tepat ketika kumandang adzan maghrib terdengar seorang dokter keluar dan menyampaikan berita itu. Suamiku telah tiada. Ia pergi bukan karena kecelakaan itu sendiri, serangan stroke-lah yang menyebabkan kematiannya. Selesai mendengar kenyataan itu, aku malah sibuk menguatkan kedua orangtuaku dan orangtuanya yang shock. Sama sekali tak ada airmata setetespun keluar di kedua mataku. Aku sibuk menenangkan ayah ibu dan mertuaku. Anak-anak yang terpukul memelukku dengan erat tetapi kesedihan mereka sama sekali tak mampu membuatku menangis.

Ketika jenazah dibawa ke rumah dan aku duduk di hadapannya, aku termangu menatap wajah itu. Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami. Kusentuh perlahan wajahnya yang telah dingin dan kusadari inilah kali pertama kali aku menyentuh wajahnya yang dulu selalu dihiasi senyum hangat. Airmata merebak dimataku, mengaburkan pandanganku. Aku terkesiap berusaha mengusap agar airmata tak menghalangi tatapan terakhirku padanya, aku ingin mengingat semua bagian wajahnya agar kenangan manis tentang suamiku tak berakhir begitu saja. Tapi bukannya berhenti, airmataku semakin deras membanjiri kedua pipiku. Peringatan dari imam mesjid yang mengatur prosesi pemakaman tidak mampu membuatku berhenti menangis. Aku berusaha menahannya, tapi dadaku sesak mengingat apa yang telah kuperbuat padanya terakhir kali kami berbicara.

Aku teringat betapa aku tak pernah memperhatikan kesehatannya. Aku hampir tak pernah mengatur makannya. Padahal ia selalu mengatur apa yang kumakan. Ia memperhatikan vitamin dan obat yang harus kukonsumsi terutama ketika mengandung dan setelah melahirkan. Ia tak pernah absen mengingatkanku makan teratur, bahkan terkadang menyuapiku kalau aku sedang malas makan. Aku tak pernah tahu apa yang ia makan karena aku tak pernah bertanya. Bahkan aku tak tahu apa yang ia sukai dan tidak disukai. Hampir seluruh keluarga tahu bahwa suamiku adalah penggemar mie instant dan kopi kental. Dadaku sesak mendengarnya, karena aku tahu ia mungkin terpaksa makan mie instant karena aku hampir tak pernah memasak untuknya. Aku hanya memasak untuk anak-anak dan diriku sendiri. Aku tak perduli dia sudah makan atau belum ketika pulang kerja. Ia bisa makan masakanku hanya kalau bersisa. Iapun pulang larut malam setiap hari karena dari kantor cukup jauh dari rumah. Aku tak pernah mau menanggapi permintaannya untuk pindah lebih dekat ke kantornya karena tak mau jauh-jauh dari tempat tinggal teman-temanku.

Saat pemakaman, aku tak mampu menahan diri lagi. Aku pingsan ketika melihat tubuhnya hilang bersamaan onggokan tanah yang menimbun. Aku tak tahu apapun sampai terbangun di tempat tidur besarku. Aku terbangun dengan rasa sesal memenuhi rongga dadaku. Keluarga besarku membujukku dengan sia-sia karena mereka tak pernah tahu mengapa aku begitu terluka kehilangan dirinya.

Hari-hari yang kujalani setelah kepergiannya bukanlah kebebasan seperti yang selama ini kuinginkan tetapi aku malah terjebak di dalam keinginan untuk bersamanya. Di hari-hari awal kepergiannya, aku duduk termangu memandangi piring kosong. Ayah, Ibu dan ibu mertuaku membujukku makan. Tetapi yang kuingat hanyalah saat suamiku membujukku makan kalau aku sedang mengambek dulu. Ketika aku lupa membawa handuk saat mandi, aku berteriak memanggilnya seperti biasa dan ketika malah ibuku yang datang, aku berjongkok menangis di dalam kamar mandi berharap ia yang datang. Kebiasaanku yang meneleponnya setiap kali aku tidak bisa melakukan sesuatu di rumah, membuat teman kerjanya kebingungan menjawab teleponku. Setiap malam aku menunggunya di kamar tidur dan berharap esok pagi aku terbangun dengan sosoknya di sebelahku.

Dulu aku begitu kesal kalau tidur mendengar suara dengkurannya, tapi sekarang aku bahkan sering terbangun karena rindu mendengarnya kembali. Dulu aku kesal karena ia sering berantakan di kamar tidur kami, tetapi kini aku merasa kamar tidur kami terasa kosong dan hampa. Dulu aku begitu kesal jika ia melakukan pekerjaan dan meninggalkannya di laptopku tanpa me-log out, sekarang aku memandangi komputer, mengusap tuts-tutsnya berharap bekas jari-jarinya masih tertinggal di sana. Dulu aku paling tidak suka ia membuat kopi tanpa alas piring di meja, sekarang bekasnya yang tersisa di sarapan pagi terakhirnyapun tidak mau kuhapus. Remote televisi yang biasa disembunyikannya, sekarang dengan mudah kutemukan meski aku berharap bisa mengganti kehilangannya dengan kehilangan remote. Semua kebodohan itu kulakukan karena aku baru menyadari bahwa dia mencintaiku dan aku sudah terkena panah cintanya.
Aku juga marah pada diriku sendiri, aku marah karena semua kelihatan normal meskipun ia sudah tidak ada. Aku marah karena baju-bajunya masih di sana meninggalkan baunya yang membuatku rindu. Aku marah karena tak bisa menghentikan semua penyesalanku. Aku marah karena tak ada lagi yang membujukku agar tenang, tak ada lagi yang mengingatkanku sholat meskipun kini kulakukan dengan ikhlas. Aku sholat karena aku ingin meminta maaf, meminta maaf pada Allah karena menyia-nyiakan suami yang dianugerahi padaku, meminta ampun karena telah menjadi istri yang tidak baik pada suami yang begitu sempurna. Sholatlah yang mampu menghapus dukaku sedikit demi sedikit. Cinta Allah padaku ditunjukkannya dengan begitu banyak perhatian dari keluarga untukku dan anak-anak. Teman-temanku yang selama ini kubela-belain, hampir tak pernah menunjukkan batang hidung mereka setelah kepergian suamiku.
Empat puluh hari setelah kematiannya, keluarga mengingatkanku untuk bangkit dari keterpurukan. Ada dua anak yang menungguku dan harus kuhidupi. Kembali rasa bingung merasukiku. Selama ini aku tahu beres dan tak pernah bekerja. Semua dilakukan suamiku. Berapa besar pendapatannya selama ini aku tak pernah peduli, yang kupedulikan hanya jumlah rupiah yang ia transfer ke rekeningku untuk kupakai untuk keperluan pribadi dan setiap bulan uang itu hampir tak pernah bersisa. Dari kantor tempatnya bekerja, aku memperoleh gaji terakhir beserta kompensasi bonusnya. Ketika melihatnya aku terdiam tak menyangka, ternyata seluruh gajinya ditransfer ke rekeningku selama ini. Padahal aku tak pernah sedikitpun menggunakan untuk keperluan rumah tangga. Entah darimana ia memperoleh uang lain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga karena aku tak pernah bertanya sekalipun soal itu.Yang aku tahu sekarang aku harus bekerja atau anak-anakku takkan bisa hidup karena jumlah gaji terakhir dan kompensasi bonusnya takkan cukup untuk menghidupi kami bertiga. Tapi bekerja di mana? Aku hampir tak pernah punya pengalaman sama sekali. Semuanya selalu diatur oleh dia.

Kebingunganku terjawab beberapa waktu kemudian. Ayahku datang bersama seorang notaris. Ia membawa banyak sekali dokumen. Lalu notaris memberikan sebuah surat. Surat pernyataan suami bahwa ia mewariskan seluruh kekayaannya padaku dan anak-anak, ia menyertai ibunya dalam surat tersebut tapi yang membuatku tak mampu berkata apapun adalah isi suratnya untukku.

Istriku Liliana tersayang,
Maaf karena harus meninggalkanmu terlebih dahulu, sayang. maaf karena harus membuatmu bertanggung jawab mengurus segalanya sendiri. Maaf karena aku tak bisa memberimu cinta dan kasih sayang lagi. Allah memberiku waktu yang terlalu singkat karena mencintaimu dan anak-anak adalah hal terbaik yang pernah kulakukan untukmu.
Seandainya aku bisa, aku ingin mendampingi sayang selamanya. Tetapi aku tak mau kalian kehilangan kasih sayangku begitu saja. Selama ini aku telah menabung sedikit demi sedikit untuk kehidupan kalian nanti. Aku tak ingin sayang susah setelah aku pergi. Tak banyak yang bisa kuberikan tetapi aku berharap sayang bisa memanfaatkannya untuk membesarkan dan mendidik anak-anak. Lakukan yang terbaik untuk mereka, ya sayang.
Jangan menangis, sayangku yang manja. Lakukan banyak hal untuk membuat hidupmu yang terbuang percuma selama ini. Aku memberi kebebasan padamu untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang tak sempat kau lakukan selama ini. Maafkan kalau aku menyusahkanmu dan semoga Tuhan memberimu jodoh yang lebih baik dariku.
Teruntuk Farah, putri tercintaku. Maafkan karena ayah tak bisa mendampingimu. Jadilah istri yang baik seperti Ibu dan Farhan, ksatria pelindungku. Jagalah Ibu dan Farah. Jangan jadi anak yang bandel lagi dan selalu ingat dimanapun kalian berada, ayah akan disana melihatnya. Oke, Buddy!


Aku terisak membaca surat itu, ada gambar kartun dengan kacamata yang diberi lidah menjulur khas suamiku kalau ia mengirimkan note.
Notaris memberitahu bahwa selama ini suamiku memiliki beberapa asuransi dan tabungan deposito dari hasil warisan ayah kandungnya. Suamiku membuat beberapa usaha dari hasil deposito tabungan tersebut dan usaha tersebut cukup berhasil meskipun dimanajerin oleh orang-orang kepercayaannya. Aku hanya bisa menangis terharu mengetahui betapa besar cintanya pada kami, sehingga ketika ajal menjemputnya ia tetap membanjiri kami dengan cinta.
Aku tak pernah berpikir untuk menikah lagi. Banyaknya lelaki yang hadir tak mampu menghapus sosoknya yang masih begitu hidup di dalam hatiku. Hari demi hari hanya kuabdikan untuk anak-anakku. Ketika orangtuaku dan mertuaku pergi satu persatu meninggalkanku selaman-lamanya, tak satupun meninggalkan kesedihan sedalam kesedihanku saat suamiku pergi.

Kini kedua putra putriku berusia duapuluh tiga tahun. Dua hari lagi putriku menikahi seorang pemuda dari tanah seberang. Putri kami bertanya, “Ibu, aku harus bagaimana nanti setelah menjadi istri, soalnya Farah kan ga bisa masak, ga bisa nyuci, gimana ya bu?”


Aku merangkulnya sambil berkata “Cinta sayang, cintailah suamimu, cintailah pilihan hatimu, cintailah apa yang ia miliki dan kau akan mendapatkan segalanya. Karena cinta, kau akan belajar menyenangkan hatinya, akan belajar menerima kekurangannya, akan belajar bahwa sebesar apapun persoalan, kalian akan menyelesaikannya atas nama cinta.”
Putriku menatapku, “seperti cinta ibu untuk ayah? Cinta itukah yang membuat ibu tetap setia pada ayah sampai sekarang?”

Aku menggeleng, “bukan, sayangku. Cintailah suamimu seperti ayah mencintai ibu dulu, seperti ayah mencintai kalian berdua. Ibu setia pada ayah karena cinta ayah yang begitu besar pada ibu dan kalian berdua.”

Aku mungkin tak beruntung karena tak sempat menunjukkan cintaku pada suamiku. Aku menghabiskan sepuluh tahun untuk membencinya, tetapi menghabiskan hampir sepanjang sisa hidupku untuk mencintainya. Aku bebas darinya karena kematian, tapi aku tak pernah bisa bebas dari cintanya yang begitu tulus.




Sumber: http://bundaiin.blogdetik.com

Senin, 10 Oktober 2011

Change (2008)

10 episodes

Casts:
 
Kimura Takuya as Asakura Keita
Fukatsu Eri as Miyama Rika
Terao Akira as Kanbayashi Shoichi
Abe Hiroshi as Nirasawa Katsutoshi


sinopsis:
Kematian Ketua partai yang juga seorang anggota parlemen beserta putra sulungnya (yang tadinya direncanakan akan menjadi penerusnya) dalam sebuah kecelakaan pesawat menuntut diadakannya pemilihan yang harus segera dilaksanakan untuk mengisi posisi yang kosong tersebut. Kanbayashi Masaichi, sekretaris partai tersebut, memiliki sebuah ide untuk mengikutsertaka Asakura Keita, putra kedua dari  ketua partai untuk mengikuti pemilihan dan menugaskan seorang sekretaris bernama Miyama Rika untuk menjalankan misi tersebut. 

Keita adalah seorang guru SD di Nagano yang memiliki hobi memandangi bintang. Dia sama sekali tidak tertarik dengan politik. Namun, atas bujukan Rika dan tekanan dari keluarganya, akhirnya Keita bersedia untuk ikut mencalonkan dalam pemilihan namun tanpa ada niat untuk menang. Akan tetapi, dengan bantuan  Nirasawa Katsutoshi, seorang  tim sukses yang sudah memenangkan banyak pemilihan, Keita memiliki kesempatan besar untuk menang. 

Ketika Perdana Menteri dipaksa untuk mengundurkan diri atas tuduhan pelecehan seksual, Kanbayashi memiliki ide untuk menjadikan Keita, yang dia anggap tidak punya kemampuan, untuk mencalonkan diri sebagai Perdana Menteri yang selanjutnya. Kanbayashi berpikir bahwa dengan demikian dia dapat dengan mudah memanipulasi Keita dan mengatur keadaan demi keuntungannya sendiri. Selanjutnya dia berniat untuk menjadi Perdana Menteri selanjutnya setelah Keita gagal. Namun demikian, kesungguhan dan kerja keras Keita menyadarkan Kanbayashi bahwa ia tidak semudah itu dijadikan boneka. Kanbayashi harus menyusun rencana lain untuk menghancurkan Keita. Usaha apa yang akan ia jalankan? Apakah ia akan berhasil?

Komentarku:
Asakura ini ngga ada basic politik, polos, tapi punya tekad untuk membuat pemerintahan lebih baik.
Jadi inget cerita Ibu kos. Kepala desa tempat tinggal bu kos itu adalah seorang yang buta huruf, dia ngga bisa baca tulis, cuma mengandalkan pegawai-pegawai yang lain. Suruh bikin surat, suruh bikin proposal, suruh menghadap Pak Bupati, dsb adalah perintah yang biasa diterima oleh bawahannya. Tapi satu hal yang membuatnya bertahan dipilih oleh warga sebelum akhirnya pemerintah mensyaratkan pendidikan minimal bagi kepala desa. Apa itu? Dia punya tekad untuk memajukan desanya. Walaupun buta huruf dan seringkali malu, gugup, bingung saat harus membacakan teks penyambutan bagi Pak Bupati yang seringkali datang berkunjung (akhirnya istrinyalah yang membacakan) tapi dia bisa merancang berbagai macam program yang mensejahterakan rakyatnya. Dia mengusahakan kucuran dana dengan mengajukan permohonan kesana kemari hingga akhirnya bupati bersedia memberikan bantuan untuk desanya. Ia bisa mengalokasikan dana bantuan itu untuk kegiatan-kegiatan pembangunan desa yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga. Betapa Ibu Kos dan warga lainnya begitu membanggakan pemimpinnya itu.

Dorama ini menyisakan perasaan "Coba presiden kita seperti itu". Melihat bagaimana Asakura menyelesaikan satu persatu masalah dengan benar-benar mempertimbangkan kemakmuran rakyat. Bagaimana dia rela begadang ampe pagi demi membaca dokumen yang bertumpuk-tumpuk demi menyelesaikan masalah yang mengancam kemakmuran rakyatnya. Bagaimana dia rela terjun langsung ke lapangan untuk benar-benar melihat dan merasakan seperti apa kehidupan rakyatnya.


Pastinya dorama ini keren lah. Acting Om KimuTaku tidak diragukan lagi memperindah cerita dorama ini. Recommended.... Terutama bagi para abdi negara termasuk aku dan teman-teman yang lain dimana kami Insyaallah juga akan menjadi abdi rakyat....

Source: DramaWiki

Sabtu, 08 Oktober 2011

Zettai Kareshi (2008)

























English: Absolute Boyfriend

11 episode + special episode

OST Okaeri by Ayaka

Hayami Mokomichi as Tenjo Night
Mizushima Hiro as Asamoto Soshi
Aibu Saki as Izawa Riiko
Sinopsis :
Ada sebuah perusahaan science bernama Kronos Heaven yang sedang menguji coba sebuah produk terbaru yaitu robot yang didedikasikan khusus sebagai Lover. Produk yang pertama ini diberi nama Nightly Series 01. Dan yang menjadi korban uji coba adalah seorang wanita bernama Riiko, seorang karyawati di perusahaan pembuat Dessert.

Riiko sebenarnya di awal tidak terlalu berniat membeli produk 01 ini. Tapi selama masa trial banyak hal yang akhirnya menjadi alasan bagi Riiko untuk memutuskan membelinya. 01 ini akhirnya diberi nama Tenjo Night. Sejak awal dia sudah dilengkapi sebuah program yang bisa memberikan dia sifat sesuai kriteria yang dituliskan oleh si pemilik. Dengan kata lain dia adalah Perfect Boyfriend.

Tapi....Ada tapinya nih. Walaupun si Night ini bisa melakukan apa saja yang seharusnya bisa membuat Riiko jatuh cinta, ada juga banyak hal yang membuat Riiko tidak semudah itu membalas "perasaan" Night. Kenapa? Tonton saja.

Komentarku:

AKU MAU MAKAN CREAM PUFF!!!!
Huuu....itu kue kesukaanku. Aku mau aku mau aku mau. Walaupun bentuknya sederhana tapi rasanya.... (eeeaaaa, liburan kemaren cuma makan 2 biji). Aku mau itu!!!!










Suka nonton dorama ini. Lucu, menarik, dan yang paling penting ada banyak makanan enak. walaupun cuma bisa memandangi tapi cukup bikin doki-doki lah. Dari segi cerita juga lumayan bagus, bikin penasaran. Dan itulah yang membuatku gagal melaksanakan niat untuk hanya menonton 2 episode sehari -_-!



 Episode favorit sepertinya episode 5 dan ending episode 6. Kenapa? hehe, kalau episode 5 sukanya kenapa ya, ada yang bikin kaget sih. Sempat tercengang saking kagetnya (tidak percaya apa yang ku dengar) Haha.... *habisnya begitu tiba-tiba. dan langsung ku pause. tapi ternyata setelah ngeliat kelanjutannya ternyata bukan. Haha...
Kalau ending episode 6 lumayan lah bikin teriak tertahan. Hadeehhhh, suka bikin kaget deh pairing ini :D

Episode 6 lumayan banjir air mata (kebiasaan terlalu sensi terhadap hal-hal sepele). Habisnya sedih....inget yang di rumah.

Dan mewek lagi di episode 7. *selalu


 Oke, cukup mewek-meweknya. Sekarang.....

PARADE MAKANAN ENAK!!!!!!!
Selamat menikmati :)





 













Minggu, 02 Oktober 2011

3 Stages of Life

TEENS:
You have all the time and energy but no money

WORKERS:
You have the money and energy but no time

OLDIES:
You have all the Time and money but no energy

LESSON:
enjoy life and all the things you have at the moment because you can't have everything all at once

Taiyou no Uta (Movie)
























Cast:

Yui as Kaoru Amane
Takashi Tsukamoto as Koji Fujishiro
Kuniko Asagi as Yuki Amane (Kaoru's mother)
Goro Kishitani as Ken Amane (Kaoru's father)
Airi Toyama as Misaki Matsumae (Kaoru's best friend)















Kaoru menderita sebuah penyakit langka bernama Xeroderma Pigmentosum (XP), yang menyebabkan dia tidak diijinkan untuk terkena sinar matahari secara langsung. Awal melihat film ini agak bingung juga sih. Kok orang ini pergi tidur padahal matahari masih mentereng dengan terangnya. Ternyata memang seperti itu pola hidupnya. Dia tidur di siang hari dan beraktivitas di malam hari.

Setiap malam dia akan keluar rumah dan pergi ke sebuah tempat untuk menyanyi sambil bermain gitar disana. Dia menyanyikan lagu ciptaannya sendiri.

Cerita diawali dengan Kaoru yang memandangi seorang anak laki-laki berseragam SMA dari jendela kamarnya. Anak laki-laki itu selalu duduk di halte kecil yang tampak dari kamar Kaoru. Setiap pagi, sebelum pergi tidur, Kaoru akan memandangi anak laki-laki itu bersama beberapa temannya berkumpul di halte tersebut.

Pada suatu malam, kebetulan anak laki-laki itu lewat di tempat Kaoru bermain gitar. Karena menyadari bahwa bertemu langsung dengannya adalah kesempatan langka maka Kaoru pun tanpa berpikir panjang segera mengejar anak laki-laki itu dan tanpa basa-basi segera memperkenalkan dirinya (aku juga agak shock melihat cara berkenalan Kaoru. membayangkan kalau tiba-tiba ada orang memperkenalkan diri dengan cara seperti itu di depanku pasti tampangku udah ngga karuan ekspresi kagetnya).

Anak laki-laki itu adalah Kōji Fujishiro. Dan kebetulan dia satu sekolah dengan Misaki, sahabat Kaoru. Jadilah Misaki seorang spy demi mencarikan informasi tentang si Koji ini.

Dan bla bla bla......banyak kejadian dan peristiwa sampai akhirnya hubungan Kaoru dan Koji makin dekat sampai akhirnya mereka pacaran gitu deh. Dan akhirnya karena suatu peristiwa akhirnya Koji tau tentang penyakit yang diderita Kaoru. Karena merasa malu pada Koji, Kaoru sempat ngga mau bertemu dengan Koji. Tapi akhirnya berkat bantuan dari ayah ibu Kaoru mereka pun bisa bersatu kembali.

Dan endingnya? Tonton.

Komentarku:
Eeeeaaaa, baru ngeh kalau yang namanya Takashi Tsukamoto yang ini. Padahal udah ketemu di Gokusen tapi ngga nyadar. Beruntung disini dia jadi anak baik-baik jadi agak enak lah diliat.

Lagunya Yui enak-enak, terutama Goodbye Days sama It's Happy line.

Cuma agak kecewa dengan endingnya. Ahhhh,.... membayangkan versi dorama dimana yang jadi Kaoru nya adalah Erika Sawajiri, mungkin aku ngga akan kecewa (mungkin lho ya). Haha.






















Penyakit ini benar-benar ada. Ngga kebayang orang-orang yang menderita penyakit ini. Hoho. Kadang suka kepikiran, kalau yang menderita penyakit-penyakit aneh dan mematikan begitu orangnya cantik-cantik atau ganteng-ganteng kan jadilah kisah-kisah sweet kayak begini. Tapi kalau yang menderita itu orang-orang biasa, kira-kira kisahnya bakal se sweet ini kah?
*abaikan

    Ima Ai ni Yukimasu / Be With You (Movie)























    Cast:

    Yūko Takeuchi as Mio Aio
    Shido Nakamura as Takumi Aio
    Yosuke Asari as Takumi (high school)
    Chihiro Otsuka as Mio (high school)
    Akashi Takei as 6 year old Yuji Aio
    Yuuta Hiraoka as Yuji (18 years old)


    Yūko Takeuchi as Mio Aio
    Shido Nakamura as Takumi Aio
    Yosuke Asari as Takumi (high school)
    Chihiro Otsuka as Mio (high school)
    Akashi Takei as 6 year old Yuji Aio
    Yuuta Hiraoka as Yuji (18 years old)




    kematian Mio Aio membuat suaminya Takumi dan Yuji, putra mereka yang berusia 6 tahun harus berjuang sendiri melanjutkan hidup. Takumi adalah seorang laki-laki yang menderita sebuah phobia aneh. Dia seringkali pingsan jika berada di tempat yang ramai,  

    Sebelum meninggal Mio meninggalkan sebuah buku bergambar untuk Yuji. buku ini menceritakan bahwa seseorang yang sudah meninggal akan pergi ke sebuah tempat di luar angkasa yang bersinar seperti bintang. Orang tersebut akan muncul kembali di bumi jika musim hujan tiba dan akan kembali ke sana jika musim hujan berakhir. Karena membaca buku itulah Yuji merasa yakin bahwa legenda itu juga akan terjadi pada ibunya. Karena itulah Yuji begitu menantikan musim hujan tiba.

    Dan ketika musim hujan tiba......
    Sebuah keajaiban terjadi. Benarkah itu keajaiban? Tonton.






    .













    Komentarku:
    Di awal memang sempat berpikir kalau ini hanya cerita khayal tapi setelah itu barulah aku mulai mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

    Huuu, mewek itu pasti, ngga usah ditanya.

    Aku suka Yuji (yang 6 tahun lho). Lucuuu, imuuuttt, gemesss liatnya. Tapi melihat ekspresinya saat menangis rasanya jadi ikutan sedih.

    Ahhhh, terkadang kehilangan orang yang sangat disayangi membuat kita berharap suatu keajaiban bisa mengembalikan dia kembali. Keajaiban memang ada, tapi tak selalu terjadi sesuai yang kita inginkan. Karena itulah, selama masih ada waktu untuk membahagiakan mereka dan bahagia bersama mereka maka jangan ragu untuk memanfaatkan waktu tersebut sebaik mungkin. Walaupun sejak awal kita sudah tau bahwa pertemuan akan berujung dengan perpisahan, tapi setidaknya kita tidak akan meninggalkan orang yang kita cintai dengan penyesalan.