Kenangan adalah usia kedua dari seorang manusia...

Sabtu, 01 Januari 2011

Hijriyah yang Terlupakan, Sejarah Kelam Penghapusan Jejak Islam


              Hampir setiap orang tahu dan bahkan menanti-nanti datangnya 1 Januari sebagai hari yang patut dirayakan karena adanya pergantian tahun masehi. Tapi, adakah dari kita yang menanti datangnya tanggal 1 Muharram?

                Selalu dalam setiap tahunnya, pergantian tahun baru masehi selalu diisi dengan kemeriahan pesta. Semuanya terasa gegap gempita dengan adanya berbagai kemeriahan penyambutan tahun yang baru. Semua stasiun TV menayangkan acara tahun baru sampai kita bingung harus menonton yang mana.

                Sementara itu, apa yang kita lakukan untuk menyambut tahun baru Hijriyah? Adakah yang hingga meneteskan air mata saat tahun hijriyah berganti karena menyadari usia kita semakin surut dan amal kita yang belum cukup? Sangat sedikit dari kita yang mengingat, apalagi memaknainya sebagai suatu hari yang berharga. Padahal, tahun baru hijriah telah tertoreh dalam sejarah Islam sebagai saat dimana Nabi Muhammad saw berhijrah dari kota Mekah ke Madinah untuk membangun kekuatan Islam. Hijriyah menandakan perpindahan posisi dari tidak baik menjadi baik. Dari sedikit menjadi banyak.  Hijriah memiliki makna peningkatan. Hijrah dalam pengertian maknawiyah adalah meninggalkan atau berpaling atau menjauhi, dari hal-hal yang tidak diridhoi Allah, meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh Allah Swt menuju kepada hal-hal yang diredhoi dan diperintahkannya.

               Kita tahu masyarakat kita mayoritas muslim, tetapi kenapa justru tahun baru masehilah yang dirayakan sangat meriah?  Orang Indonesia yang beragama islam sekitar 80% lebih tetapi kemeriahan untuk merayakan tahun baru islam kalah bersaing dengan tahun baru masehi.

                Sebagai umat Islam, seharusnya kita lebih bangga akan Tahun Baru Hijriah. Mengisinya dengan muhasabah, syiar Islam dan tekad untuk membangun kekuatan dalam diri umat agar lebih baik. Begitu banyak kegiatan yang seharusnya bisa kita lakukan. Mengkhatamkan Al-Qur'an, memperbanyak dzikir, perbanyak shalawat, maupun introspeksi diri.  Namun pada kenyataannya memang kebanyakan orang melewatkan hari tersebut begitu saja, tak bermakna.

             Bagi kita, orang Islam, merayakan tahun baru Masehi bukankah berarti ikut andil dalam menghapus jejak-jejak sejarah Islam yang hebat? Tahun baru Masehi seperti biasa penuh kemeriahan, sementara beberapa saat yang lalu, kita semua sudah melewati tahun baru Muharram dengan sepi tanpa gemuruh apapun. 

             Ternyata memang benar apa  yang sudah difirmankan oleh Allah SWT 
“orang-orang diluar Islam (musuh Islam) tidak akan ridho sebelum kita mengikuti apa yang mereka inginkan”.
Dan sepertinya umat kita sudah mulai melakukannya. Ya seperti perayaan tahun baru Masehi ini.

                Pada perayaan tahun baru masehi kita berdalih bahwa kita berharap ditahun yang baru ini jauh lebih baik dari tahun sebelumnya,tetapi kenyataannya justru sebaliknya, kita hanya menghabiskan waktu dijalan, dicafe, ditempat-tempat atau pusat-pusat keramaian, yang terbukti tidak ada faedahnya dan sebenarnya kalau kita bisa berfikir bijak dapat digunakan untuk hal lainya yang lebih bermanfaat.

                 sekarang ini yang tampak antusias memaknai tahun baru hijriyah paling hanya remaja masjid, bapak ibu pengajian dan anak-anak TPA saja mungkin. Seharusnya seluruh umat Islam memaknai pergantian tahun menjadi momentum introspeksi diri umat islam baik dalam berhubungan dengan Allah Swt (hablumminallah) maupun dalam berhubungan dengan sesama umat manusia (hablumminannas).

                 Tapi, Semuanya justru berfoya-foya mengisi tahun baru yang hakikatnya hanya mengurangi jatah waktu kita hidup di dunia.

                “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
 (Q.S Al-Hasyr:18)

                Yap…..semoga saja di tahun kedepan umat Islam lebih memaknai tahun barunya sendiri daripada memperingati apa yang tidak pernah diajarkan oleh Rasul. Pengennya tahun baru Islam lebih melekat di hati umat Islam itu sendiri dan jangan sampai hanya terlewat begitu saja tanpa kita ambil hikmah dan ajaran Islam yang terkandung di dalamnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya....