Kenangan adalah usia kedua dari seorang manusia...

Rabu, 15 Desember 2010

RINDU UNTUK ADIKKU

"Balonku ada lima
rupa-rupa warnanya
hijau, kuning, kelabu,merah muda dan biru
meletus balon hijau dor
hatiku sangat kacau
balonku tinggal empat
kupegang erat-erat"

Terdengar suara tawanya menggema di seberang. Setelah berulang kali mencoba lagu "Gajah-gajah" dan gagal, akhirnya dia berhasil juga dengan Balonku.
Setelah sekian lama akhirnya dia bisa tuntas menyanyikan satu lagu. hehe...

Sepertinya dia tampak begitu bahagia.
Tapi, disini, aku yang mendengarnya justru menitikkan air mata. Aku memang tertawa. Aku juga tertawa bersamanya. Aku selalu tertawa sejak awal kami bercakap-cakap kemarin sore.

"Aku nyuwun jajan. milkuat..."

Sebuah permintaan sederhana dari seorang adik yang selama ini selalu ku buat menangis karena ulah jahilku.

Aku selalu tertawa. Aku akan tertawa saat ia mengungkapkan betapa dia sangat kangen padaku.

Semakin meneteslah air mataku.
Teringat saat dia dulu menjelang kepulanganku sampai ngotot pengen tidur di kamarku. Dan akhirnya ia tertidur pulas memeluk guling kesayanganku. Dan lebih dari itu dia rela bangun jam 12 malam demi menjemputku di stasiun.
Bocah umur 3 tahun kurang yang selalu menempel padaku saat aku sedang di rumah. Yang akan menurut apapun yang aku perintahkan, dan selalu membagi apa yang dia punya untukku.

Aihhh...menetes lagi....

Adikku yang dulu sempat membuatku mengurung diri di kamar seharian karena marah akan kelahirannya. Hahaha....tingkah bodoh seorang murid SMA....

Ya Allah....
Aku sayang adikku...
Aku sayang dia...
Aku sayang Bondan.

Lindungilah dia, jagalah dia,.....

Menetes lagi....

Ketika semua terbayang betapa dia sangat menyayangi kakaknya yang nakal ini. Membayangkan betapa disana dia sangat merindukanku. Betapa hampir beberapa hari ini Dwi selalu menyuruhku telfon karena dia bilang Bondan ingin ngomong.

Ah....
Aku tidak bisa membayangkan beberapa saat yang lalu dia merasa kesakitan karena jarum yang menusuk tubuhnya. Menangis meronta karena berbagai peralatan rumah sakit yang menempel di tubuhnya. Dia anak yang kuat... anak yang kuat....

Ya Allah....aku mohon. Semoga semuanya cepat berlalu.

Aku tak ingin membayangkan dia hanya diam di rumah tanpa bisa bermain bersama Ita, Wawa, Hafis, dan Haikal....
Hahaha....adikku ini...
tak sabar bertemu dengannya....

Ibu, jangan menangis lagi....

Ya Allah, untuk adikku dan semua orang yang menyayanginya, kumohon...

Gejala Leukimia....

Hhhh....
Menetes lagi....
Smile.......
Hahaha....dengarkan dia tertawa...
Ikutlah tertawa....

Hanya kuasa-Mu yang bisa mengembalikan semua seperti sedia kala....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya....