Kenangan adalah usia kedua dari seorang manusia...

Minggu, 19 Desember 2010

Tak Ada yang Abadi

-->
sudah tak terhitung entah berapa kali dalam hidupku aku bersedih. Sudah tak terhitung entah berapa kali aku menangis. Tak terhitung entah berapa kali aku merasakan sakit yang teramat sangat entah itu di badan maupun di hatiku.

Saat aku masih bayi aku menangis menjerit memekakkan telinga karena haus atau lapar. Tapi beberapa menit kemudian aku akan diam dan mulai tertawa kembali karena ibuku yang selalu mengerti apapun kebutuhanku.

Saat aku balita aku menangis sambil memukul temanku karena boneka kesayanganku direbut olehnya,tapi keesokan harinya kami akan kembali bermain bersama dan tertawa seolah tak pernah terjadi apa-apa.

Aku pernah menangis karena aku harus duduk di dalam kelas jauh dari ibu saat baru pertama kali masuk TK. Tapi beberapa hari kemudian aku akan tertawa bersama teman-teman dan mendengarkan guru dengan penuh semangat kan?

Aku pernah menangis karena jatuh dari sepeda sampai tangan dan lututku berdarah tapi aku akan kembali mengayuh sepedaku dengan kencang beberapa saat setelah lukaku sembuh kan?

Aku pernah menangis karena ulah jahil teman sekelas saat SD sampai aku tak mau bicara beberapa hari dengannya. Tapi saat kenaikan kelas kami akhirnya tetap berfoto bersama sambil berangkulan dengan akrab satu sama lain kan?

Aku pernah menangis karena dimarahi bahkan dibentak ayah karena aku bandel. Tapi satu minggu kemudian saat aku ulang tahun ayah tetap mengecup keningku dengan sayang dan mendoakan semoga aku selalu sukses kan?

Aku pernah menangis dan mengurung diri di kamar selama berjam-jam karena aku merasa ibu lebih sayang pada adikku sampai aku merasa seperti anak tiri. Tapi beberapa hari kemudian saat aku butuh bekal untuk pesta di sekolah,ibu tetap membuatkanku mie dan telur favoritku lengkap dengan sambal goreng kesukaanku dan membuatkanku sirup rasa jeruk kan?

Aku pernah menangis saat cinta monyet pertamaku ternyata menyukai orang lain. Tapi sekarang entah sudah berapa anak lelaki yang membuat aku tersipu malu apabila bertemu dan entah sudah berapa kali aku berganti kecengan #malu

Aku pernah menangis dan mendiamkan temanku selama berminggu-minggu tapi sekarang kami rela menghabiskan pulsa untuk sekedar say hello dan curhat tentang kuliah masing-masing.

Aku pernah merasa amat sangat malu karena ditampar dan dimaki di muka umum tapi sekarang (kalau ga nulis note ini) aku tidak akan ingat tentang kejadian itu.

Aku pernah meratapi nasibku dan merasa sangat bodoh saat rankingku jatuh tapi sekarang aku tersenyum ketika curhat bersama teman-teman tentang bagaimana rasanya kuliah di perguruan tinggi yang kucita-citakan.

Aku pernah menangis karena aku tak bisa mendapatkan barang yang amat sangat aku inginkan, tapi sekarang bahkan aku sudah lupa barang apa saja yang amat sangat ku inginkan tapi tak bisa kudapatkan itu.

Aku pernah menangis semalam suntuk sampai mataku bengkak seperti bola pingpong keesokan harinya karena suatu masalah yang amat sangat berat dengan keluargaku tapi beberapa hari kemudian saat lebaran kami tetap makan ketupat bersama sambil ketawa ketiwi sana sini.

Aku pernah ngomel-ngomel selama berhari-hari,sampe mewek malah dan kesel ampun-ampunan saat jagoanku tereliminasi dari kontes pencarian bakat (asli ini ngga penting) , dan rasanya ga rela banget. Tapi sekarang di sekuel pencarian bakat itu aku punya jagoan baru lagi (dan siap-siap tereliminasi lagi). :D

Aku pernah ingin pergi dari rumah karena didiamkan ibuku selama berhari-hari tapi beberapa minggu kemudian aku sudah bermanja-manja ria lagi dengan ibu.

Aku pernah menangis karena orang yang kusayang meninggal dunia. Tapi sekarang aku ziarah ke makamnya dan akan mendoakannya dengan tersenyum dan sekarang aku masih bisa tertawa tanpanya.

Aku pernah amat sangat malu sampai hampir menangis karena dihukum di depan kelas tapi beberapa hari kemudian aku tetap berani berulah di kelas bersama teman-temanku.

Aku pernah bersedih saat idolaku di tv berbuat hal yang tidak menyenangkan tapi sekarang aku sudah berapa puluh kali ganti idola dan tetap semangat nonton acara favoritku.

Aku pernah hampir menangis karena sendirian di kota asing tanpa teman dan saudara. Tapi beberapa minggu kemudian aku bisa pulang dan berkumpul kembali bersama orang-orang yang kusayang.

Aku pernah amat sangat terpuruk dan menangis tiap hari sampai berminggu-minggu, sampai tak doyan makan, sampai badan lemas,sampai ga konsen belajar,tapi sekarang aku bisa tersenyum dan menjalani hariku dengan gembira.

Aku pernah jadi orang yang amat sangat melow sampai mendengarkan lagu sedih hingga repeat satu lagu selama 5 jam penuh tapi besoknya di kampus tetep ngrumpi sana sini sambil ngakak ngga jelas.

Bukankah sudah tak terhitung berapa kali aku merasa bersedih dan menangis tapi tak ada yang sampai belasan tahun membuatku terus menerus menangis dan bersedih kan?
Seiring berjalannya waktu semuanya akan terobati dan kembali normal kan?
Sedih,kecewa,bahagia,suka,sayang,cinta,kagum,kasih,sebal,rindu,benci,kasihan,sakit,bangga, puas,semua itu terus berganti seiring berjalannya waktu kan?
Kalau hari ini bahagia bisa saja beberapa hari kemudian ada saja masalah yang paling tidak cukup membuatku cemberut.
Kalau hari ini aku bersedih,beberapa hari kemudian,atau beberapa minggu,beberapa bulan atau beberapa tahun lah kalau masih kurang,pasti akan ada saja yang membuatmu tertawa lepas karena bahagia.
Semua itu akan terus berputar bagai roda dan baru akan berakhir saat kita mengakhiri hidup. Bahkan tinggal mengakhiri hidup saja kita masih dihadapkan dengan 2 keadaan. Yaitu kita akan mati dalam keadaan bahagia ataukah dalam keadaan bersedih.
Tuhan,takdir,waktu.dan maut.
Kalau aku sedang bahagia,rasanya sulit sekali mengingat ke 4 hal itu. Seringkali aku melupakannya. entah itu karena saking bodohnya aku atau memang sifat kebanyakan manusia seperti itu? Jika aku sedang bahagia,jangankan ingat maut, waktu saja sering terlupakan kalau aku sedang gembira. Tiba-tiba waktu sudah beranjak malam saja.
Untuk sekedar bersyukur pun mungkin aku tak ingat. Suka lupa pada Allah.
Lain halnya jika aku sedang bersedih. apalagi yang sampai membuatku sangat amat jatuh. sudah rasanya ingin mati saja. waktu akan terasa sangat lama berjalan. Kalau saat malam terasa begitu sepi dan menyesakkan sampai tak bisa tidur karena pagi tak kunjung datang. Mulut ini rasanya tak lelah terus terusan berdzikir “YA ALLOH!!!!!! YA RABBIIIIIII!!!!! ASTAGFIRULLAH!!!!!!!” terus-menerus menyalahkan takdir. kenapa harus begini, kenapa harus begitu, kenapa ngga begini, kenapa ngga begitu, coba dulu begini, coba dulu begitu, kenapa harus saya yang mengalami ini, dan kawan-kawannya.
Hhhhh……manusia…..
Dan sekarang…..
Entahlah, mungkin aku menulis ini untuk menyemangati diriku sendiri yang masih belum ikhlas untuk melepas sesuatu.
Sudah banyak faktor pendukung sebenarnya yang bisa membuatku mengikhlaskannya. Tapi rasanya masih ingin menangis saat membayangkan harus kehilangan itu semua.
Seperti yang kutulis di atas.aku pernah merasa sedih dan kehilangan tapi seiring berjalannya waktu semua itu akan terhapus kan?
Jadi begitu pula dengan apa yang sedang terjadi sekarang. Mungkin sekarang aku kehilangan, tapi beberapa tahun lagi atau tak usah terlalu jauh, beberapa bulan lagi mungkin aku akan lupa kalau hari ini aku menulis ini sambil menangis.

Jika itu benda maka ia akan hilang dan rapuh dimakan usia dan kelak tak kan terbawa jika telah tiada.
Jika itu manusia maka entah siapa yang mendahului kelak pasti maut yang bicara.
Semua cerita sedih tak kan sedih selamanya.
Semua cerita benci tak kan benci selamanya.
Semua cerita kehilangan tak kan kehilangan selamanya.
Pasti akan ada saatnya ada cerita bahagia. ada cerita gembira dan pasti akan ada yang dimiliki.
Kadang aku tertawa saat mengingat masa lalu ketika aku menangis meraung-raung karena sesuatu yang menyakitkan. Sekarang menjadi hal yang justru lucu untuk diingat.
Tapi ada juga perasaan sedih yang mungkin sampai sekarang masih terasa. Dan masih bisa membuatku menangis bila mengingatnya, tapi aku yakin sedikit demi sedikit waktu akan membantu mengobatinya.
Apalagi kalau sudah bicara maut. Sudah tidak akan ada ceritanya orang di akhirat nangis-nangis karena ditinggalkan pacar, karena harta bendanya ludes kebakaran, karena keluarganya semua mati akibat tsunami sampai tak ada yang tersisa, karena tangan kakinya diamputasi karena penyakit mematikan, karena kecopetan uang 2 milyar waktu pulang dari bank, karena ditinggal mati suami, dan lain sebagainya.
Semua hanya menangis karena amal. Yang cukup akan tersenyum dan yang kurang akan menangis.
Itu yang ada dalam bayangaku sebagai orang awam.

Tak ada yang abadi…..
Sedih akan berlalu,
Tangis akan reda.
Hidup tak kan terhenti hanya sampai disini.

“Ikite ne”

1 komentar:

  1. Aku suka kutipan artikel ini karena ku masih ingat seseorang yg kusayangi tetapi dia menghilang ditelan jarak dan waktu

    BalasHapus

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya....