Kenangan adalah usia kedua dari seorang manusia...

Selasa, 18 September 2012

Capacity Building STAN Part 1 (Pengantar)

             12 September 2012, satu-satunya teman tingkat tiga yang satu kosan denganku akhirnya berangkat menuju medan perang. Melepas kepergiannya meninggalkan rasa campur aduk untuk diriku sendiri. Antara sedih, khawatir, dan juga takut. Haha…

Ini tahun pertama STAN menyisipkan satu kegiatan tambahan berjudul Capacity Building ke dalam agenda wajib yang harus kami lalui sebelum kelulusan. Seperti layaknya pengumuman-pengumuman mendadak yang sudah biasa diluncurkan oleh sekre, pengumuman tentang akan diadakannya Capacity Building inipun menuai banyak pro dan kontra. Apalagi kegiatan ini bisa termasuk kegiatan jalur kiri (istilah asal comot) alias kegiatan yang kurang menyenangkan, langsunglah komen-komen bernada protes baik secara halus, secara frontal, maupun yang pura-pura halus padahal sebenarnya frontal (?) pun mendadak berebutan muncul di grup facebook Akunisti 2009.

Sementara aku? Tipe-tipe yang diam, sebetulnya juga merasa keberatan tapi kemudian berpikiran untuk apa protes toh sudah terlanjur diwajibkan. And then, tinggal berdoa dalam hati mudah-mudahan tidak terlalu menyeramkan. Haha... tipe apatis (-_-‘!)

Sebenarnya wacana bahwa akan diadakan capacity building ini telah dipublikasikan dalam sebuah pengumuman resmi di web STAN jauh-jauh hari (sebelum Hari Raya Idul Fitri kalau tidak salah). Saat pertama kali membaca pengumuman itu.....Langsung speechless ketika mataku menggaris bawahi satu kata “KOPASSUS”. Sontak saat itu juga yang terbayang adalah latihan-latihan gila ala militer serta perjuangan hidup yang berat, dengan sedikit dramatisasi tentunya. Tapi pada saat itu kadar galauku belum terlalu parah. Masih suam-suam kuku lah :D

Tapi, begitu aku melepas kepergian temen satu kosku yang mendapat jatah gelombang 1 (aku gelombang dua), barulah suhu galauku meningkat drastis, yang tadinya suam-suam kuku langsung mencapai titik didih. Rasanya ingin sekali ikut gelombang satu, agar semuanya cepat selesai dan aku bisa kembali menjalani hidupku yang normal bahagia. Tak terbayangkan seminggu lagi temanku itu akan kembali dengan wajah bahagia nan lega sementara aku baru akan memulai hari-hari (yang sepertinya) penuh perjuangan itu. Kurang lebih begitulah pikiranku saat itu.

Selama menunggu waktu seminggu itulah merupakan hari-hari paling galau. Kalau udah mentok ngga tahan galau + bosan sendirian di kosan paling langsung ngungsi ke kosan Mrs. Tsuza. Terus kalau sudah disana pasti hilang segala gundah gulana (tapi kadangkala juga bisa memperparah gundah gulana) haha....

Aku membayangkan bahwa Capacity Building ini akan menjadi tak ubahnya seperti kegiatan Pembantaraan Pramuka yang pernah kujalani selama 4 hari 3 malam saat aku kelas 2 SMA dulu. Kegiatan penuh “penyiksaan” lahir batin, di tengah hutan, diselingi derai air mata dan pengalaman-pengalaman yang mengenangnya saja rasanya sudah pusing di kepala. Hehe... maaf untuk kakak-kakak senior, bukan maksudku memprotes. Itu juga termasuk kenangan berharga kok *kalem*

Dan akhirnya, setelah penantian panjang penuh rasa risau, tibalah juga hari yang dinanti-nanti, tanggal 17 September. Kepala-kepala plontos berserakan di area poliklinik. Mahasiswa berseragam hitam putih dengan potongan rambut 1 cm langsung mudah dikenali sebagai calon-calon peserta CB. Beruntung lah para wanita, tak perlu ada perubahan signifikan dalam penampilan. Haha...

 Bertemu dengan wajah-wajah galau lainnya yang hari itu sama-sama akan menjalani tes kesehatan sepertinya sedikit memberi perasaan lega. Lebih tepatnya membuatku tak merasa galau sendirian. Haha.... Dan hasil tes kesehatan hari itu aku mendapat tanda centang di kolom “normal”. Ya iyalah, secara badan segar bugar begini, beda cerita mungkin kalau yang dites adalah kejiwaan :P

Dan tanggal  18 menjadi tanggal keberangkatan kami para gelombang 2. Berangkat di tengah hari saat matahari berada di atas kepala, sembari menggendong tas ransel dan menjinjing tas besar yang beratnya seakan-akan bisa membuat tinggiku mnyusut satu Cm (maklum lah perempuan, rempong). Apalagi saat kami sampai di lapangan A ternyata sudah disambut dengan pemandangan yang aduhai. Apalagi kalau bukan wajah-wajah hitam kemerahan, sedikit kucal dan berdebu, dengan suara-suara serak sedang menyanyi-nyanyi (dengan usaha keras agar terdengar lantang dan bersemangat) meneriakkan yel-yel yang kutahu itu adalah yel terpanjang yang pernah kudengar sepanjang sejarah kehidupanku *serius*

Dan lebih WOW lagi saat melihat tentara-tentara berbaju loreng, berbaret merah, berwajah (tampak) ganas, sedang berdiri garang di depan mereka. Seringai dan teriakannya seolah mengatakan pada kami “rasakan sekarang giliranmu (yang dilanjutkan dengan evil laugh)” -_-!

Dan lamunan kami seolah disentak oleh teriakan para siswa gelombang satu yang bersorak riang sambil melempar topi hitamnya layaknya para wisudawan yang telah berhasil menyelesaikan perjalanan panjang perjuangan. Dan sejak itulah.....  dimulailah cerita kami....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya....