Kenangan adalah usia kedua dari seorang manusia...

Minggu, 23 September 2012

Capacity Building STAN Part 4 (Day 4, 5)

Hari Keempat (Sabtu)

Ingatanku yang memang terkadang kurang bisa diandalkan membuatku tak bisa menjabarkan kegiatan yang kami jalani pagi sampai siang ini. Aku lupa -_-!

Dan tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Today is the day. Yang ngga mau basah-basahan dan guling-gulingan di aspal mari kita konsentrasi hingga titik maksimal demi mendengarkan aba-aba pimpinan barisan. Saatnya lomba PBB. Dan pada akhirnya kami semua ikut lomba, tanpa terkecuali.

                             Dimulai dari Kompi A putra, kemudian barulah giliran kami (kompi A putri). Hhh... nervous? Tak terhindarkan. Melihat kompi A putra berlaga ini bibir udah sibuk komat kamit doa. Dan ketika tiba giliran kami, eeaaaa..... al iz wel..... semoga ....  :D yang pasti kami sudah berusaha sebisa mungkin, sekonsentrasi mungkin, sefokus mungkin.

Hmmm... dan para pelatih ketiga kompi pun ngga mau tinggal diam. Ini dalam artian sebenarnya. Yaitu mereka ngga diam. Ya ngga diam. Jiwa kompor mulai nampak lagi lah. Apalagi waktu kompi C beraksi dan setelah diketahui ternyata jumlah kesalahannya lebih banyak dari kompi A. Ingat banget lah ketawa ngikiknya pelatih Hendri sambil bilang “Lihat itu, Borlak pusing itu.” Haha.... Lucu lah lucu....

Setelah sempat terhenti sejenak karena kami diharuskan melakukan penghormatan saat di kejauhan nampak beberapa orang Kopassus melakukan penurunan bendera, akhirnya perlombaan usai saat matahari sudah sepenuhnya tergelincir. Dan kami pun kembali ke barak untuk pembersihan (mandi + istirahat sejenak).

Makan malam..... auranya beda. Haha..., aura kemenangan emang beda rasanya *nyombong* :P Pasalnya sebelum makan malam diumumkanlah hasil dari perlombaan tadi. Dan... Yeay, kami (Kompi A putri) juara pertama. Sedangkan untuk putra dipegang oleh kompi C. Selamat yaaa.... hadiahnya, bukan uang bukan barang, tapi waktu. Ecieee.... maksudnya, hadiah sebagai pemenang adalah kami diberi tambahan waktu makan. Jadi 8 menit apa ya? (lupa). Pokoknya setidaknya bisa untuk menikmati daging ayam yang gedenya ngga kira-kira itu lah. Hadiahnya emang ngga seberapa, tapi feel semangatnya itu.... Membara.... Oh iya, untuk kompi A putra mendapat juara 2. Selamat ya Bro...

Di malam harinya, dengan masih diselimuti semarak aura kemenangan, kami berkesempatan untuk mengobrol panjang lebar dengan para pelatih. Malam itu agendanya adalah kumpul kompi untuk membicarakan masalah perkembangan yel-yel kami plus ada acara perkenalan pelatih bagi kompi A. Entah kenapa baru sekarang perkenalannya padahal kegiatan bersama mereka sudah dari kapan hari. Jadilah aku baru ngeh kalau ternyata tiap-tiap kompi itu sudah dibagi pelatihnya sendiri-sendiri. Haha... 

Jadi, kami kompi A, kebagian dibimbing oleh pelatih Hendri, pelatih Galih, pelatih Trio Kwek-Kwek (istilah ini bukan aku lho ya yang bikin, pelatih Hendri ini yang ngasih julukan), pelatih Tiwi, pelatih Edi dan Papa Joseph (maaf jika ada yang kurang atau malah mungkin kelebihan). Tapi malam itu yang bisa berkenalan hanya pelatih Hendri, pelatih galih, dan pelatih trio kwek-kwek.

Pelatih Hendri, dari hari pertama juga aku sudah tahu kalau beliau ini pelatih kami, danton kami malah. Pelatih Galih juga sejak orientasi lapangan kemaren sudah memperkenalkan diri sebagai juru yel-yel kompi A. Pelatih Edi yang melatih PBB khusus siswi, sementara Papa Joseph sering nampil (?) di depan memberikan motivasi atau pengarahan-pengarahan untuk kompi A. Nah, pelatih trio kwek-kwek ini yang aku baru tahu kalau ternyata mereka pelatih khusus kompi A. Aku pikir mereka pokoknya ngelatih kompi mana saja.

Dan ternyata trio kwek-kwek itu benar-benar lebih muda dari saya?!?! Ada yang jauh banget malah?!?! I can’t believe it *lebay*. Ya, dari kemaren-kemaren sempat dengar sih kalau rata-rata pelatih bertopi hitam di CB ini mungkin lebih muda, tapi ya kupikir cuma sebulan dua bulan lah. Ternyata.... si Ficky (sekarang boleh manggil sekenanya) anak 92, si Alam apalagi....

Jadi teringat malam sebelumnya saat pelatih Fomy memerintahkan salah satu siswa untuk push up dengan nada sedikit membentak karena marah, aku pun langsung menaikkan alis sebelah dengan tatapan huh!!-anak-kecil-main-bentak-orang-tua. Haha.... Dan maaf Pelatih Fomy, ternyata kesimpulan yang kudapat malam ini dia satu-satunya trio kwek-kwek yang lebih tua dariku -_-! Kabar burungnya simpang siur sih *nyalahinorang*. Maaf, selingan tak penting, kita kembali ke malam syahdu.

Malam itu pelatih Galih cerita banyaaaaaaaaaaakkkk banget. Sayangnya suaranya tak begitu jelas. Tapi tetap bisa terdengarlah untaian kisah mengharu biru pelatih Galih menjadi seorang tentara. Haih, teringatlah salah satu kalimatnya menanggapi adanya siswa yang sakit engsel. Kurang lebih “Kalau tentara itu baru bisa disebut sakit engsel kalau jatuh dari pesawat terbang”. Hmmm… *manggut-manggut*

BTW, mempertemukan mahasiswa/i STAN seluruh spes dalam CB ternyata memiliki manfaat tersendiri bagi beberapa orang. Ya, baik untuk sekedar lirik-lirik teman sekampus yang ternyata banyak yang cling, atau bahkan ada juga yang sempet PDKT (bahkan di gelombang satu katanya sempet ada yang main tembak menembak di muka umum). Dan disini saya jadi saksi salah satu proses PDKT yang terjadi antar pleton 3 kompi A. Siapa? Ada deh. Bukan untuk konsumsi publik. Haduh haduh, walaupun wajah si cewe udah BT gimana gitu, si cowo tetep gencar lah ya :D *ngelirik sambil nyengir*

Hari Kelima (Minggu)

Pagi ini tak ada senam pagi. Begitu selesai apel pagi kami langsung diarahkan menuju gedung Candrasa untuk mengikuti Bintal Keagamaan. Hmmm, benar-benar Bintal Keagamaan yang unik. Baru kali ini aku melihat, sekaligus mengikuti Bintal Keagamaan macam begini.

Kami sudah siap duduk berbaris rapi di lantai Candrasa yang dingin ber AC itu. Di hadapan kami telah nampak sebuah meja panjang dengan 4 mic di atasnya. Mulai bertanya-tanya kenapa ada begitu banyak mic. Dan lebih bertanya-tanya lagi saat di depan masing-masing mic itu telah duduk 4 orang pria dengan penampilan yang berbeda-beda, dimana pasti kami semua bisa menebak dari penampilan mereka bahwa mereka berkeyakinan berbeda. Dan benar saja, keempat orang itu ada disana memang untuk menyampaikan bintal 4 agama sekaligus. Islam, Hindhu, Kristen, dan satu lagi..... apa ya, Katolik kah? Aku tidak tahu pasti.

Jadi, pagi itu (dalam keadaan lapar :D ) kami diharuskan mendengarkan ceramah 4 agama secara bergantian. Diawali dengan ceramah agama Islam. Isinya.... tentang hati..... Islam sekali lah pokoknya. Mengutip ayat ini, mengingat hadits itu, dll. Sedikit awkward saat melihat penceramah yang lain mulai menunjukkan gelagat aneh karena waktu ceramah agama Islam ini molor jadi panjaaaaang banget. Dan akhirnya waktu ceramah 3 orang lainnya tinggal bersisa kurang dari setengah jam.

Awalnya kupikir 3 orang penceramah nonis itu akan menyampaikan materi yang agama banget, mengutip kitab ini itu layaknya ceramah Islam tadi, tapi ternyata tidak, mereka menyampaikan hal yang berlaku umum bagi kehidupan sehari-hari. Malah ada yang menyampaikan tentang bagaimana membedakan sifat seseorang dari cara tidurnya. Hahai....

Oh iya, tak lupa pagi itu ada Papa Kusmono ikut berkunjung. Senang? Iya lah... kenapa? I dunno :D Papaaaa~!!

Setelah acara bintal keagamaan selesai langsung lah dilanjutkan dengan sarapan pagi. Sepertinya para pelatih pun juga tidak menyangka kalau acara bintal tadi bisa sedemikian molor sehingga jam makan pagi pun ikut mundur.

               Next session adalah Materi Kepemimpinan. Merasa kembali terlempar ke masa-masa LDK OSSIS dulu :’) Materinya mirip-mirip gitu deh. Materi ini dibawakan oleh pelatih yang langsung bikin mata melek. Bukan apa-apa lho ya. Pasalnya, setelah kami tadi sempat terkantuk-kantuk (Astagfirullah) selama bintal keagamaan (walaupun tak sampai benar-benar tertidur karena kalau sampai tertidur maka kami diharuskan berbasah-basahan di pagi sedingin itu), begitu pelatih ini memulai materinya dengan penuh semangat dan kalimat-kalimat yang ditata sedemikian menariknya kami pun turut semangat memperhatikannya. Dan setelah sesi ini beberapa siswi (mungkin juga siswa) kagum pada sifat kepemimpinan Bapak itu (lagi-lagi aku lupa namanya).

Setelah itu adalah materi Pertolongan Pertama Lapangan. Beda pembicara, beda mood. Setelah tadi semangat 5-5 mendengar Materi Kepemimpinan, begitu menginjak materi Longmalap ini rasa kantuk mulai wara-wiri di sekelilingku. Hoahhmmm.... cukup menguras tenaga juga untuk bertahan agar mata tidak terpejam... tapi sedikit-sedikit aku masih bisa menyerap lah materi Longmalap yang disampaikan pelatih itu (lagi-lagi lupa namanya) dengan pelatih Ficky sebagai alat peraganya.

Berhubung ini hari Minggu, maka agenda selanjutnya adalah Kebaktian (bagi siswa siswi yang beragama Non Muslim). Sementara itu kami yang muslim diberi kesempatan untuk berlatih yel-yel, karena yel-yel ini juga akan dilombakan loh. Dan makin hari urusan per yel-yelan ini udah berasa kayak perang antar kompi. Yel-yel balasan sudah disiapkan untuk memblokade serangan kompi sebelah. Makin rame, makin panas, makin berantakan. Haha..... tapi makin seru...

Setelah dhuhur agendanya adalah ceramah tentang Fiskal. Seperti layaknya kuliah di kelas saat masih aktif KBM di kampus, banyak yang terkantuk-kantuk. Cuma yang otaknya Joss joss aja yang masih bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan bermutu di akhir materi. Aku? Cukup mengangguk-angguk tanda mengerti. Setidaknya ngga blank-blank amat :D Dan satu metode kutemukan cukup ampuh mengusir kantuk. Duduk siap, itu caranya. Believe me, it works!!

Dilanjutkan dengan Building game. Terus terang aja nih ya, baru melihat peralatan game berderet di atas meja saja aku udah ngerasa bad feeling. Ya, memang sejak dulu aku paling ngga suka, dan ngga berminat dengan yang namanya game. Jadilah acara Building Game ini menjadi acara di CB yang paling tak kunikmati, dan ingin segera diakhiri, ya walaupun bisa lah menikmati sedikit-sedikit, tapi ngga banyak-banyak amat, tapi ya menarik lah, tapi tetep ngga suka, tapi seru sih, tapi tetep pengen cepet selesai, tapi ngga juga.... (-_-‘!)-c<’0’) #apasiiihhh?!?!?















Dan acara Building Game yang dimulai sejak sebelum ashar ini terus berlanjut hingga setelah sholat ashar dan baru berakhir saat matahari hampir tenggelam.

Cara makan malam hari ini berbeda dari biasanya. Lebih unik. Kami tidak diijinkan untuk memakan lauk bersama nasi atau sayur secara bersamaan. Pelatih memberi kami aba-aba untuk menyantap masing-masing jenis makanan yang ada di dalam kotak secara TERPISAH. Jika pelatih berkata “habiskan sayurnya!!” maka kami pun hanya diijinkan untuk melahap sayur saja, tidak lebih. Begitu juga dengan lauknya, lauk saja. Dan akhirnya, tinggallah sang nasi seorang diri. Ketika pelatih berteriak “Sekarang habiskan nasinya!” maka mau tak mau kami harus memaksakan butiran-butiran nasi tanpa pendamping itu meluncur kesepian di tenggorokan, secepat mungkin. Nasi yang kering tanpa siraman kuah, dan yang pasti tanpa rasa, cukup sulit untuk melenggang kangkung menuju lambung, butuh usaha cukup keras. Sulitkah? Aku tak pernah menemui kesulitan dalam cara makan, satu-satunya problem adalah frekuensi makan. Too much!

Sejauh ini, aku menjadi manusia yang cukup berguna lah disaat makan. Pasalnya aku bisa memenuhi permintaan tolong dari kawan kanan/kiri/depan untuk membantu mereka menghabiskan makanan. Haha.... bukan karena akunya rakus. Tapi karena aku masih punya banyak waktu tersisa, sementara teman di kanan kiriku masih kesulitan dan nyaris terkena hukuman. So, jiwa korsa dong. Tapi, yang menyebalkan itu pelatih yang tidak sependapat satu sama lain. Pelatih satunya ngomong “ayo, dibantu temannya yang belum habis” sementara yang satu lagi ngomong “Jangan dibantu! Siapa yang nyuruh kalian main bantu-bantu begitu?!?!?” Ngik ngek....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya....