Kenangan adalah usia kedua dari seorang manusia...

Selasa, 25 September 2012

Capacity Building STAN Part 5 (Day 6, penutupan)

Hari Keenam (Senin)


Aku lupa lebih tepatnya kapan air di kamar mandi mulai mati. Dan itu benar-benar merusak hari-hari indahku di CB. Haih... oke lupakan! Jalani dengan cinta.

Hari terakhir ini full ceramah. Hhh... aku lebih suka dijemur latihan PBB, atau gerak kesana-kemari daripada harus duduk dengerin materi begini. Ngantuknya itu yang ngga ngenakin.


Sesi pertama adalah materi tentang GPS. Materi ini khusus ada di gelombang 2 karena kemaren pelatih U-Know-Who (again, lupa namanya) menjanjikan ini pada kami. Materinya menarik, jadi sempat berpikiran untuk beli GPS buat ngawasin orang. Haha...

Dilanjutkan dengan materi Tata Upacara Militer. Gyaaahhh!!! diselipin kuis lagi di tengah-tengahnya. Haduh…. Mata terkantuk-kantuk dimana materi hidup segan mati tak mau masuk ke otakku, plus ingatan yang ngga bagus-bagus amat, membuatku cukup bersyukur karena ngga kena tunjuk. Hehe…

Makan siang hari terakhir. Ada kejutan. Hmmm....*curiga*. Ya, makan siang kali ini bisa jadi salah satu momen makan paling adorable (?) selama CB. Bukan hanya diperintahkan untuk menghabiskan makan secepat mungkin, tapi kami diharuskan untuk suap-suapan. Begitu mendengar pengumuman itu sontak mata langsung membidik teman di depanku yang akan menjadi pasangan suap menyuapku siang ini. Dan.... haha.... Pandanganku bertemu dengan mata Mrs. Tsuza yang sudah duduk manis di depanku. Haha, ya iyalah, ini sudah masuk dalam skenario kami berdua memang. So, siang itu aku menikmati makan siang romantis bersama Mrs. Tsuza. Entah saat itu caraku menyuapi dia manusiawi atau tidak, yang pasti kami habis tepat waktu dengan bahagia. Haha...

Setelah makan siang ini seingatku masih ada agenda ceramah. Tapi aku lupa ceramah apa. Atau ceramah yang dari KPK itu ya? Maybe. Yang pasti sebelum ceramah dimulai kami ber yel-yel ria dulu. Habis makan nih, jadi lumayan gahar lah pita suara dan hentakan kaki kami. Apalagi kalau tidak salah saat itu ada yang bilang bahwa itulah penilaian yel-yel nya, makin gila aja lah gerak badan kami ikut irama :D

Malam terakhir ini menjadi malam yang paliiiiiiiiiiing panjang selama CB, dan paling berkesan. Bagaimana tidak, seingatku aku baru bisa benar-benar memjamkan mata sekitar jam satu lebih. Acaranya panjang tapi menyenangkan. Dan tak terlupakan.

Setelah ritual makan malam terakhir kami bergerak menuju Nanggala untuk mengikuti Bintal Motivasi. Satu penyesalan di malam itu adalah kenapa aku lupa membawa tisuuuuu?!?!? Dan itu fatal *kumatlebay*. Tak ada penyelamat dikala air mata ini membanjir. Hhh...

Bintal motivasi selesai sekitar pukul 9. Dan sejak itulah the real fun dimulai. Hahaha.... acara selanjutnya adalah... malam perpisahan!!! Atau lebih kami kenal dengan istilah dangdutan :D

Yang berkesan dari malam ini.... mmm... apa ya? Bingung.... terlalu banyak yang istimewa. Kalau Mbak Tsuza pasti yang terkenang adalah goyang jempol :P

Intinya malam ini kami bebas bernyanyi dan menari. Tapi tentunya saya ngga ikut goyang koplo jejingkrakan lah. Cukup duduk manis sambil ngelambai-lambaiin tangan dengan sesekali nyumbang suara samar-samar ikut nyanyi.

Jam sebelas sepertinya pelatih sudah mulai menghentikan acara nyanyi dan goyang massal itu. Kami berbaris menuju depan barak. Dan agenda selanjutnya ternyata bukan tidur, melainkan kami diberi kebebasan apabila ingin perpisahan masing-masing kompi. Dan akhirnya, dengan mata setengah melek setengah merem kami duduk di bagian timur lapangan depan barak. Menggerombol membentuk setengah lingkaran, memperhatikan petuah-petuah dari pelatih Hendri dan pelatih Galih.

Malam itu pelatih Pratiwi turut bergabung bersama kami. Berhubung kemaren dia belum kenalan, maka malam in puas-puasin deh tu tanya ini itu saat pelatih Pratiwi perkenalan. Hmm, anak SMA 5 Madiun lho, ya, tetangga kampung lah. Hehe... berhubung pelatih Tiwi ini satu-satunya kowad muda yang perkenalan malam itu, jadilah dia dimanja sekali sama para siswa. Tanya ini tanya itu. Saya maklum kok *merem*.

Dan selain itu trio kwek kwek entah kenapa disuruh perkenalan lagi. Saat pelatih Fomy dan Alam yang perkenalan, semuanya sunyi senyap, entah itu karena emang sudah tahu atau karena emang ngga mau tahu tentang mereka. Haha. Tapi begitu de’ Ficky yang kenalan, hmmm, mulai deh itu pertanyaan dari segala nomor hp, pesbuk, Pin, dll meluncur. Ya ya ya.... serah deh.... mataku udah dari tadi ngelirik-lirik ke lantai dua dimana surga kecilku seolah melambai-lambaikan tangan memanggilku.

Lagi-lagi pelatih Galih yang banyak berbagi kisah di malam ini. Hhh... namanya juga malam perpisahan, suasana haru dan semburat-semburat kesedihan pasti ada lah. Walaupun aku terkantuk-kantuk tapi hatiku tak tidur (Eciiee), tetap bisa merasakan aura-aura perpisahan yang sedikit disayangkan.

Acara terus berlanjut hingga setengah satu sepertinya. Setelah beberapa orang mulai tampak menguap terkantuk-kantuk, akhirnya acara malam perpisahan itu diakhiri dan kamipun beranjak dengan sisa tenaga yang ada menuju barak.

Penutupan

Senam pagi kemarin ternyata menjadi senam pagi terakhir di CB. Yaahh, ngga bakal ada lagi gerakan-gerakan tambahan gara-gara tepukan tangan berlebihan saat gerakan pemanasan dong? Tak ada lagi teriakan sikap pokok? Ngga ada lagi orasi tentang rematik kuku? Yaahhh….yasudahlah, ikhlaskan. Pagi itu kami hanya menjalani apel pagi sebagai pengawal kegiatan. Setelah itu seperti biasa, sarapan pagi, terakhir.

Setelah itu, kami membereskan barak, dan bersiap menyeret seluruh barang kami untuk turun ke bawah. Berduyun-duyun kami menenteng tas besar, menyeret koper, dan menjinjing tas tangan menuju Nanggala. Kami semua sudah berpakaian hitam putih rapi, sama seperti saat pertama kali kami datang.

Kami berbaris secara acak di samping Nanggala, tidak lagi berdasar pleton, kelas, maupun kompi. Kompi A, B, C semua berbaur jadi satu. Dan saat itulah kami menyanyikan yel gelombang 2. Selain yel dasar yang diajarkan memang khusus untuk gelombang 2, kami juga mencomot satu yel dari masing-masing kompi untuk diubah liriknya dan dijadikan yel gelombang. Kompi A mengajarkan yel nya pada kompi B dan C, begitu juga kompi B dan C mengajarkan yelnya pada kami semua. Saat-saat hendak berpisah seperti ini memang kadang menimbulkan kesan tersendiri.

Setelah itu kami masuk ke dalam Nanggala untuk gladi resik upacara penutupan. Disini kami kembali berbaris per kompi. Upacara Penutupan berjalan lancar. Dan disana kami diijinkan untuk membawa alat komunikasi dengan tujuan agar kami bisa mengabadikan momen-momen terakhir ini. Alhasil setelah upacara penutupan selesai kami bebas jeprat-jepret sana sini.

Selain berfoto dengan kamera masing-masing, kami juga diberi kesempatan untuk foto per pleton secara bergiliran bersama para pelatih. Aku mau foto yang itu tapi minta ke siapa ya?  

Kemarin sempat ada yang bilang kalau sebelum pulang akan diputarkan video yang isinya kumpulan foto-foto selama CB. Tapi ternyata yang ditunggu-tunggu tak datang. Padahal sejak beberapa hari lalu pelatih Rosida sudah wara-wiri kesana kemari dengan kamera digitalnya. Jepret sana jepret sini siap tayang gitu deh. Ternyata.... *kecewa* Tapi ini bukan semata-mata karena pengen liat mukaku nampang lho ya, lagipula aku juga ngga eksis di depan kamera kok. Cuma pengen mengenang masa-masa CB aja. Yang awalnya penuh wajah-wajah muram durja, makin bertambah hari nampaknya mulai banyak tawa.

Setelah ini agendanya adalah makan snack + makan siang. Makan kali ini tidak ditentukan batas waktunya. Kami bebas menikmatinya. Dan bahkan beberapa pelatih ikut makan berbaris bersama kami. Tampak beberapa siswa makan sambil mengobrol juga dengan para pelatih. Dan setelah makan selesai, maka kami diberi waktu istirahat sebentar sebelum persiapan pulang. Nah, disinilah barisan kami mulai berantakan. Pasalnya anak-anak mulai wara-wiri kesana kemari, minta foto bareng pelatih ini pelatih itu, fotoin gerombolan siswa sini siswa situ. Tapi tenang saja, tidak akan dimarahi, kami diberi kebebasan untuk berfoto sesuka hati.


Foto: Kompi A bersama Papa Joseph
Foto: Kompi A bersama Pelatih Galih (baret merah) dan Pelatih Ficky
Foto: Kompi A bersama pelatih Hendri
Foto: Komandan Yel bersama Pelatih Galih

Foto: Kata-kata perpisahan dari Pelatih Joseph
















             Menjelang keberangkatan, kami dibariskan kembali. Pelatih membagi kami menjadi beberapa kelompok berdasarkan nomor bus. Setelah itu kami dipersilahkan untuk mengambil barang-barang yang tadi ditinggal begitu saja di samping Nanggala dan segera naik ke bus yang telah ditentukan. Nah, mulailah disini berasa sedihnya....

Dari dalam bis yang panasnya lumayan itu, aku duduk bersandar di kursiku sambil memandangi setiap sudut Makopassus yang bisa tertangkap mataku. Memuas-muaskan hasrat untuk mengukir kenangan terakhir di tempat yang sebenarnya mulai kusukai itu. Hhh.... sebentar lagi pulang. Saat pertama kali datang aku tak pernah menyangka bahwa akan seberat ini meninggalkan Makopassus *tanpa dramatisir*

Setelah lumayan lama puas bersauna ria di dalam bis tanpa AC itu kamipun diberangkatkan. Di perjalanan pulang kali ini tak ada lagi pelatih Borlak yang mengatakan bahwa kami akan direndam di kali Ciliwung kalau sampai tertidur. Haha.... jadilah wajah-wajah lelah itu terlelap sepanjang perjalanan Cijantung-Bintaro, begitupun denganku.

Dan ketika kaki kami menginjak kembali tanah Bintaro, melihat teman-teman gelombang 3 yang telah menanti dengan wajah masih segar putih berkilau, semangat kami pun seolah terbakar. Semangat untuk menunjukkan bahwa kami pulang sebagai satria muda yang lebih baik. Dan semangat untuk menunjukkan pada para pelatih, untuk terakhir kalinya, semangat kami yang telah sekian hari mereka gembleng *membara*

Di lapangan A siang itulah kami menumpahkan sisa-sisa tenaga kami untuk berteriak sekencang mungkin, bergerak selincah mungkin, bernyanyi sesemangat mungkin. Dan setelah menyelesaikan upacara serah terima, dan mendengarkan sepatah dua patah kata dari pelatih Galih (yang entah kenapa mendengarnya jadi sedih sedih haru gimana gitu) kamipun dibubarkan dan dilepas untuk kembali ke kosan masing-masing.

Dan sejak itulah, kami berpisah dengan para pelatih. Tapi, bukan akhir dari kisah kami.....

2 komentar:

  1. goyang jempol... #facepalm

    itu kenapa yg eksis anak pleton 1 semua, yg pleton 3 dikiiiit banget !!!
    pengen foto yg di depan naggala...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kagak usah facepalm, ceria dooong, kayak muka kamu waktu itu :D

      tau nih, pleton 3 kagak nemu fotonya.
      iyaaaa aku juga mau foto yang satu pleton itu. minta ke siapa ya? Ke Mas Ardes (bener ngga sih namanya?) kali ya....

      Eh, foto-foto yang kusertakan di postingan ini kebanyakan foto gelombang 1 lho. habisnya kagak nemu anak gelombang 2 yang posting tentang CB disertai foto yang memadai. yaudah deh akhirnya ku ambil yang cukup mewakili secara umum :)

      Hapus

Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan komentar ya....